SEMARANG, KOMPAS.com - Tingginya gelombang laut dan derasnya hujan yang mengguyur Kota Semarang membuat kawasan industri di Kompleks Tanjung Emas Terendam banjir, pada Selasa (29/12/2022).
Salah satunya di jalan menuju PT Lamicitra Nusantara di komplek Tanjung Emas. Sepanjang 300 meter, kawasan tersebut terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
Bahkan Listrik di seluruh kawasan itu pun dipadamkan. Hal ini pun berdampak pada operasional sejumlah pabrik.
Baca juga: 40 Rumah Warga di Pesisir Semarang Rusak Diterjang Gelombang Laut, Ada yang Temboknya Jebol
PT Glory Industrial yang tidak memiliki genset terpaksa memulangkan ratusan pegawainya sekitar pukul 09.00 WIB.
“Gedung sebelah yang punya genset tetap lanjut kerja. Jadi yang mati listrik yang dipulangkan. Ya 500 pegawai ada lah,” kata Lilis, salah satu pegawai PT Glory Industrial yang ditemui Kompas.com usai menyebrangi banjir.
Ia bersama belasan rekannya merasa dirugikan dengan kondisi ini. Pasalnya ia telah menghabiskan ongkos bensin dan meluangkan waktu dari rumahnya untuk mencari nafkah.
Apalagi kondisi ini bukan pertama kalinya terjadi kawasan industri di Tanjung Emas Semarang. Beberapa waktu lalu, ratusan pekerja juga dipulangkan setelah terdampak banjir dan mati listrik.
“No work no pay. Kita enggak kerja, enggak bayaran, ya rugi sekali. Padahal berangkatnya butuh bensin, makan, tenaga, waktu, sampai sini suruh pulang. Mau gimana lagi,” beber warga Kedungmundu, Semarang itu.
Lantaran banjir di sekitar kawasan industri itu, ratusan pekerja juga harus memarkirkan kendaraannya di luar PT Lamicitra Nusantara, bahkan di luar Tanjung Emas.
Tak hanya kawasan industri, terminal penumpang di Pelabuhan Tanjung Emas juga sempat direndam banjir sekitar 0,5 meter saat gelombang tinggi air laut menembus tanggul di sana.
“Sekarang udah surut, tapi paling dalam sekitar pukul 03.00 WIB sampai ruang tunggu penumpang, tapi kegiatan berjalan masih aktif,” ungkap Muchlisin, petugas keamanan Terminal Petikemas Semarang (TPKS).
Ia membenarkan titik paling parah merupakan PT Lamicitra Nusantara yang menyebabkan kendaraan tak bisa memasuki Kawasan industri itu.
“Pompa ada, aktif semua. Tapi memang gelombang tinggi, airnya meluber dari tanggul pembatas,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.