SEMARANG, KOMPAS.com - Usai terjebak di Pulau Karimunjawa selama empat hari, Susini (62) dan rombongannya akhirnya bisa bernapas lega. Pasalnya, warga Solo itu akhirnya bisa keluar dari Karimunjawa setelah dijemput KM Kelimutu.
Susini tiba Pelabuhan Tanjung Emas pada Rabu (28/12/2022) pagi. Ia tak menyangka pengalaman pertamanya ke Karimunjawa justru terjebak cuaca buruk.
Dia mengataan selama dua hari terakhir, hujan lebat mengguyur Karimunjawa. Kondiri ini membuatnya tak bisa beraktivitas.
“Tiap hari ada info jam 3 itu kapal enggak bisa berangkat. Ini terus sampai kapan terus begitu. Terus hari Minggu ada info kalau Selasa bisa diangkut kapal Pelni. Alhamdulillah sudah tenang dan sampai,” ungkapnya kepada Kompas.com.
Semula rombongan keluarga besarnya yang mencapai puluhan orang. Namun, 12 di antaranya harus pulang terlebih dahulu dengan menyewa pesawat pribadi karena urusan mendesak.
“12 udah pulang duluan pakai carter pesawat. Ini tinggal 28 orang dewasa dan anak-anak 5 orang. Dari solo, Jakarta, tegal, semua berlibur ke Karimunjawa. Ini dijemput,” lanjutnya.
Meski begitu, ia bersyukur sempat menikmati wisata selama dua hari pertama di sana sebelum cuaca memburuk pada Jumat (23/12/2022).
“Waktu itu snorkelingnya masih bisa, penangkaran hiu masih bisa. Jumatnya itu sudah enggak bisa semuanya. Kalau hujan ya jalan-jalan sekitar hotel aja. Kebetulan hotelnya deket pantai. Ada kolam renangnya untuk anak-anak,” jelasnya.
Sementara itu, Imam Misbah (28), warga Jepara yang berlibur ke Karimunjawa juga tertahan selama 4 hari. Semestinya ia dapat pulang Minggu (25/12/2022).
“Kemarin pas selasa cuacanya masih bagus, tiba-tiba Jumat puncak-puncaknya angin. Jadi kapal enggak bisa nyebrang,” ucap Imam.
Meski demikian, ia tak khawatir tak bisa pulang. Menurutnya pemerintah telah memfasilitasi wisatawan yang tertahan dengan cukup baik. Termasuk memberi wisma gratis bagi mereka yang kehabisan sewa penginapan.
“Terus warga lokal yang mau pulang atau mobilnya tertinggal di Pelabuhan Jepara, sekarang ada penjemputan katanya,” imbuh Imam.
Pemuda itu masih memiliki uang saku, tapi sulit dalam mobilitas pekerjaan. Hal ini lantaran sinyal di pulau-pulai kecil seperti Parang, Nyamuk, Genting, atau Kemujen itu kurang bagus.
“Rencana pulang ke Jepara, baru berangkat tugas ke Jayapura,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.