KOMPAS.com - Candi Borobudur yang merupakan sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah juga dikenal dengan mitos-mitosnya.
Salah satu mitos di candi yang telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO di tahun 1991 ini ada pada stupanya.
Baca juga: Siapa Sosok Raja yang Membangun Candi Borobudur?
Diketahui Candi Borobudur dimahkotai oleh tiga barisan melingkar dengan 72 stupa yang memiliki lubang-lubang berbentuk belah ketupat.
Di dalam stupa-stupa tersebut terdapat arca Buddha yang tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra atau sikap tangan Dharmachakra mudra yang berarti memutar roda dharma.
Baca juga: Mitos dan Fakta Menarik Candi Borobudur, Termasuk Misteri Isi Stupa Utama
Mitos terkait stupa-stupa Candi Borobudur tersebut dikenal dengan nama Kunto Bimo.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Jokowi Sudah Putuskan Tak Ada Tarif untuk Naik ke Candi Borobudur
Mitos Kunto Bimo adalah sebuah kepercayaan yang mulanya berkembang di lingkungan masyarakat sekitar Candi Borobudur.
Dalam mitos Kunto Bimo dipercaya bahwa siapa saja yang merogoh ke dalam stupa Candi Borobudur dan menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha di dalamnya akan mendapatkan keberuntungan atau terkabul keinginannya.
Dilansir dari Kompas.com (6/6/2022), terkait mitos Kunto Bimo ada yang menyebut bahwa untuk pria harus menyentuh bagian jari manis atau jari kelingking dari arca Buddha yang ada di dalam stupa.
Sedangkan perempuan harus memegang bagian telapak kaki, tumit, atau ibu jari kaki dari arca Buddha tersebut.
Karena mitos itu pula maka arca Buddha tersebut juga dikenal dengan nama arca Kunto Bimo.
Berdasarkan catatan sejarah, istilah Kunto Bimo berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa.
Kata kunto, yang berarti mengira-ngira atau permintaan-mendapatkan, dan bimo berarti pantang menyerah.
Maka arti dari Kunto Bimo adalah permintaan pantang menyerah dan mengira-mengira bisa memperoleh hasilnya.
Dikutip dari TribunJateng.com, seorang arkeolog Indonesia yang pernah memimpin pemugaran Candi Borobudur, Drs. R. Soekmono mengungkap asal-usul mitos Kunto Bimo.
Menurutnya, mitos Kunto Bimo tidak ada kaitannya dan tidak diajarkan dalam ajaran agama Buddha.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.