KOMPAS.com - Salah satu ragam kuliner ekstrem di Indonesa dapat ditemukan di Minahasa, Sulawesi Utara.
Nama kuliner tersebut adalah Paniki, yang bahan bakunya berasal dari daging kelelawar.
Baca juga: Lontong Kupang, Kuliner Khas Sidoarjo yang Tidak Boleh Dilewatkan
Sesuai namanya, Paniki dalam bahasa setempat memang sebutan bagi kelelawar atau kalong.
Jika untuk sebagian orang kelelawar terlihat menyeramkan, namun bagi masyarakat Minahasa mamalia ini dianggap sebagai menu yang lezat.
Baca juga: Trites, Kuliner Ekstrem Khas Karo Berbahan Rumput Segar di Perut Sapi
Dikutip dari laman Kompas.com, ada yang menyebut bahwa lidah orang Minahasa memang sudah terbiasa dengan kuliner yang terbilang ekstrem ini.
Sehingga bagi orang Minahasa, menyantap daging hewan-hewan liar termasuk kelelawar bisa dibilang sudah jadi kebiasaan sejak dulu.
Baca juga: Mengenal Ungker, Kuliner Ekstrem Khas Blora
Namun jenis kelelawar yang bisa diolah dan disantap sebagai hidangan ternyata tidak sembarangan, melainkan ada jenis kelelawar tertentu.
Dilansir dari TribunKaltimTravel.com, jenis kelelawar yang bisa diolah sebagai Paniki hanya kelelawar pemakan buah.
Kelelawar pemakan buah ini kerap ditemukan dijual di pasar-pasar tradisional.
Pemilihan jenis kelelawar pemakan buah disebut memiliki banyak kandungan gizi, seperti protein, serta zat kitotefin yang disebut ampuh untuk mengobati penyakit asma dan paru-paru.
Daging kelelawar buah tersebut yang biasanya diolah menjadi Paniki, sebuah hidangan yang menggugah selera.
Cara pengolahan daging kelelawar menjadi Paniki tentu menggunakan teknik khusus.
Pertama, kelelawar yang sudah disembelih akan dibakar untuk membersihkan bulunya, kemudian baru dicuci bersih.
Setelah itu baru kelelawar akan dipotong-potong untuk kemudian direbus bersama bumbu Paniki.
Bagi orang yang pernah mencobanya, Paniki memiliki citarasa gurih dan sedikit pedas.