Agar keturunan Putri Jamilah tetap menjadi orang Minangkabau dan mendapatkan warisan kerajaan, maka ditetapkan adat Batali Bacambua yang langsung merubah struktur masyarakat Minangkabau.
Adat Batali Bacambua mengubah aturan dari bapak mewariskan kepada anak menjadi harus diwariskan kepada kemenakan, serta suku yang semula didapat dari bapak, menjadi diturunkan dari pihak ibu.
Dengan ketentuan baru yaitu waris yang turun dari ibu dan bukan dari bapak, maka keberadaan sosok Adityawarman tidak lebih dari raja transisi di Kerajaan Minangkabau.
Adityawarman hanya akan menjabat hingga nanti lahir kemenakan dari keluarga adiknya, Putri Jamilah yang akan jadi pewaris tahta sebenarnya.
Cerita inilah yang dipercaya oleh masyarakat Minangkabau sebagai cikal bakal dari budaya matrilineal yang masih dianut hingga sekarang.
Budaya matrilineal ini membuat cara pandang terhadap status perempuan khususnya seorang ibu menjadi sangat sentral.
Salah satunya ditunjukkan dengan adanya istilah Bundo Kanduang pada masyarakat Minangkabau.
Dikutip dari laman Kemendikbud, kedudukan Bundo Kanduang dalam masyarakat diartikan sebagai perempuan yang diberi kehormatan dan keutamaan menurut adat.
Dampak dari budaya matrilineal ini tak hanya membuat ikatan kekeluargaan jauh lebih kuat pada para keluarga dengan keturunan menurut garis ibu.
Budaya matrilineal juga membuat masyarakat Minangkabau memiliki beberapa keunikan, antara lain:
Budaya matrilineal membuat pernikahan eksogami menjadi dianjurkan agar kedua belah pihak atau salah satu pihak dari yang menikah tidak lebur ke dalam kaum kerabat pasangannya
Pernikahan dengan perempuan dari luar suku Minangkabau tidak disukai karena anak tidak akan mempunyai suku.
Sebaliknya, perkawinan dengan laki-laki luar suku Minangkabau tidak dipermasalahkan, karena tidak merusak struktur adat dan anak tetap mengikuti suku dari ibunya.
Tradisi ini juga menjadi keunikan suku Minang, di mana tak jarang pihak perempuan yang datang melamar pihak laki-laki, bahkan memberi mahar.
Perempuan minang akan 'membeli' si laki-laki dengan uang yang disebut uang japuik, membawa seserahan, dan juga cincin emas untuk menghargai keluarga laki-laki.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.