PURWOREJO, KOMPAS.com - Serangan penyakit malaria yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo cukup tinggi. Hal itu membuat desa tersebut menyandang status kejadian luar biasa (KLB) malaria.
Hal itu diungkap Wakil Bupati Purworejo, Yuli Hastuti saat memberikan sambutan pada kegiatan Pembentukan Relawan Gerakan Berantas Kembali (GEBRAK) Malaria yang dipusatkan di Pendopo Kabupaten Purworejo, Rabu (21/12/2022).
Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Sudarmi, Polkes WHO Yogyakarta Eko Windarso, serta Kader Penanggulangan Malaria Widonarto.
Baca juga: Selama 2022, Ada 55 Kasus Malaria di Talibura NTT, 6 Masih Dirawat
Wabup menyebut, sampai 2022 sebanyak 247 kabupaten/kota telah menerima sertifikat eliminasi malaria dari pemerintah kecuali Purworejo.
”Untuk Provinsi Jawa Tengah, dari 35 kabupaten/kota ternyata ada yang belum eliminasi malaria yaitu Kabupaten Purworejo,” sebutnya.
Menurut Yuli, salah satu faktor Kabupaten Purworejo belum mendapat eleminasi malaria adalah kejadian KLB malaria di Desa Wadas pada 2021. Bahkan hingga akhir tahun ditemukan sebanyak 535 kasus malaria.
Sedangkan sepanjang 2022 hingga Desember minggu kedua, ada 544 kasus yang tersebar di 6 kecamatan, 10 Puskesmas dan 58 desa wilayah Kabupaten Purworejo, dengan kasus tertinggi di Kecamatan Kaligesing.
“Salah satu cara untuk mengurangi penularan malaria adalah dengan penemuan kasus malaria sedini mungkin untuk diobati, dan pengendalian vector (nyamuk) setepat mungkin,” kata dia.
Diketahui, Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat.
Penyakit ini berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia dan berpengaruh terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian kelompok rentan yaitu ibu hamil/melahirkan bayi dan balita.
Kepala Dinkes Sudarmi menjelaskan, relawan Gebrak Malaria terdiri dari 158 relawan yang berada pada wilayah malaria di 58 desa di KabupatenPurworejo.
Tugasnya adalah melaporkan kepada Juru Malaria Desa (JMD) dan Puskesmas, manakala ada warga yang sakit malaria dengan gejala seperti panas, demam, dan sakit kepala, serta mendata setiap ada warga /pendatang dari daerah endemis malaria.
”Penanggulangan malaria oleh Relawan Gebrak Malaria dilakukan melalui upaya promotif, preventif dan kuratif, yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian, serta mencegah KLB,” jelasnya.
Baca juga: Alami Gejala Malaria di Lokasi Tambang, Penambang Emas Ilegal Dievakuasi Tim SAR Manokwari
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.