Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ground Breaking" Kereta Gantung Rinjani Ditolak karena Belum Ada Amdal, Dinas Perizinan: Itu Bukan Masalah

Kompas.com - 21/12/2022, 13:03 WIB
Idham Khalid,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Peletakan batu pertama atau ground breaking kereta gantung Rinjani mendapat penolakan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) lantaran belum dilengkapi Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB Muhammad Rum menyebutkan, tidak ada masalah apabila kegiatan peletakan batu pertama kereta gantung Rinjani dilakukan meski belum ada Amdal.

Baca juga: Kereta Gantung Rinjani Akan Dibangun di Lahan Hutan Seluas 500 Hektar

Menurut Rum, peletakan batu pertama hanya sekadar penanda. Sedangkan pembangunan akan dimulai pada bulan Maret 2023, menyusul proses kajian Feasibility Study (FS), Detail Engineering Design (DED), dan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).

"Apa yang salah coba? toh dia akan melakukan pembangunan setelah Amdal ada nantinya. Kan syarat ada Amdal itu harus ada DED, FS ada rencana pengelolaan 10 tahun ke depan minimal untuk mengajukan Amdal," kata Rum melalui sambungan telepon, Rabu (21/12/2022).

Baca juga: Walhi NTB Tolak Groud Breaking Kereta Gantung Rinjani, Ini Alasannya

Rum menjelaskan bahwa pihak investor telah mendapatkan izin Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dari Dinas Lingkungan Hidup NTB.

Menanggapi sorotan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) NTB soal ada potensi kerusakan lingkungan dengan adanya pembangunan kereta gantung, Rum menilai sebaliknya.

Perawatan hutan bentang alam justru bisa dilakukan dengan adanya investor.

"Kita pastikan itu justru investor akan memperbaiki pemandangan alam hutan kita, kereta gantung itu yang dijual hutannya, bagaimana jualannya melihat hutan yang indah bagus," kata Rum.

Dia menegaskan, investasi tersebut akan menguntungkan untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

"Kita memastikan ini niat baik kita di provinsi, ini untuk menjaga kelestarian hutan kita yang kita berikan ke pada investor itu, kita minta Amdalnya nanti," kata Rum.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama Walhi NTB Amri Nuryadin mengungkapkan, ground breaking pembangunan kereta gantung yang akan menelan anggaran Rp 2,2 triliun itu diduga mengabaikan regulasi, seperti mengkaji analisis dampak lingkungan (Amdal) terlebih dahulu.

"Kita tolak ground breaking-nya,  karena tidak sesuai proses perizinan yang berlaku, baik dari tingkat daerah maupun nasional," kata Amri, Selasa (20/12/2022).

Amri mengatakan, ada beberapa proses wajib perizinan yang seharusnya dilakukan investor

"Kita tahu tentang adanya Peraturan Menteri wajib Amdal, kita tahu tentang adanya peraturan kehutanan, dan ada beberapa aturan daerah soal kebencanaan," kata Amri.

Baca juga: Pembangunan Kereta Gantung Rinjani di NTB Tuai Polemik, Gubernur: Tidak Perlu Paranoid

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Regional
Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Regional
Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Polisi di Pelalawan Setir Mobil Sambil Mabuk, Tabrak Pagar Kantor

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Regional
Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Regional
Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Cepatnya Peningkatan Status Gunung Ruang, Potensi Tsunami Jadi Faktor

Regional
'Tradisi' Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

"Tradisi" Warga Brebes Usai Idul Fitri, Gadaikan Perhiasan Emas Setelah Dipakai Saat Lebaran

Regional
Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Banjir Bandang di Musi Rawas Utara, 2 Korban Tewas, 1 Hilang

Regional
Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Penduduk Pulau Tagulandang Dihantui Hujan Batu Pasir Gunung Ruang

Regional
Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Soal Dugaan Kekerasan Seksual di Kampusnya, BEM Undip: Banyak Korban Takut Bersuara

Regional
Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara akibat Dampak Erupsi Gunung Ruang

Regional
Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Namanya Masuk Bursa Pilkada Solo, Gusti Bhre: Saya Fokus di Mangkunegaran Dulu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com