Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022: Heboh Santri Gontor Tewas Dianiaya Senior hingga Wapres Turun Tangan

Kompas.com - 21/12/2022, 09:07 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

“Kami keluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orangtua mereka masing-masing,” ujarnya.

“Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya,” demikian Noor Syahid.

Wakil Presiden Ikut Turun Tangan

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin ikut menyoroti kasus kematian AM (17) yang merupakan santri Kelas 5i (setara SMA) di Pondok Modern Darussalam Gontor 1, di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Ma'ruf meminta agar proses kematian AM yang diduga korban kekerasan itu segera dilanjutkan oleh pihak pesantren serta polisi sehingga dapat mengetahui penyebab korban tewas.

“Saya kira itu kalau memang ada dari pihak keluarga untuk diproses (hukum) segera diproses. Tapi kejadian itu, kita harapkan tidak mendiskreditkan pesantren,” kata Maruf Amin saat melakukan kunjungan kerja di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (7/9/2022).

Menurut Ma'ruf pendidikan di pesantren pada zaman dulu tidak pernah didapati para santri menjadi korban kekerasan. Sebab, tugas pesantren dalam mendidik untuk membuat akhlak seorang anak menjadi mulia.

“Jadi di pesantren itu tujuannya dua. Satu memberi ilmu agama, paham agama, kedua memiliki akhlak yang mulia,” ujar Ma'ruf.

Dengan adanya kejadian santri tewas tersebut, Ma'ruf meminta agar pendidikan akhlak para santri dapat ditanamkan lagi sehingga kekerasan di dalam dunia pendidikan tak lagi terjadi.

“Belakangan ini yang terjadi ini menjadi perhatian kita, akhlaknya ini dibangun untuk menghormati satu sama lain, mencintai,” jelas Ma'ruf.

Kuasa Hukum Sesalkan Pihak Gontor Lambat Lapor

Titis Rachmawati kuasa hukum keluarga AM (17), santri yang tewas lantaran diduga dianiaya seniornya sendiri menyesalkan pihak Pondok Modern Darussalam Gontor 1, yang baru membuat laporan setelah kasus itu viral di media sosial (medsos).

Seperti diketahui, kasus kematian AM menjadi viral setelah Somiah yang merupakan ibu korban mengadu kepada pengacara kondang Hotman Paris pada Minggu (4/9/2022) karena anaknya diduga tewas dianiaya pada Senin (22/8/2022).

Sementara, pihak Gontor baru melapor ke Polres Ponorogo pada Senin (5/9/2022). 

“Kami sangat menyesalkan sekali, setelah viral baru ponpes melapor dan mengajukan permohonan maaf. Kenapa harus terlambat? (membuat laporan,” kata Titis, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang, Sumatera Selatan, saat melakukan otopsi terhadap AM, Kamis (8/9/2022).

Menurut Titis, laporan dari pondok pesantren yang terbilang lamban membuat pihak keluarga harus menanggung risikonya. Dimana jenazah korban harus kembali diangkat setelah 15 hari dikubur.

Padahal, ketika hari meninggalnya korban, pihak pesantren dapat membuat laporan secara langsung dan memproses para pelakunya di Polres Ponorogo.

“Kalau mereka (Ponpes) cepat lapor kan tidak begini, diotopsi saat sudah dikubur?,” ujar Titis.

Pimpinan Gontor Sebut Korban Mati Syahid

Pimpinan Pondok Modern Pesantren Darussalam Gontor KH M Akrim Mariyat datang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang, untuk berziarah ke makam AM (17), Jumat (9/9/2022).

KH M Akrim Mariyat datang bersama para anggotanya yang lain didampingi oleh Rusdi (47), ayah kandung dari AM.

Setelah itu, ia bersama para anggotanya pun berdoa di atas makam AM dan dilanjutkan takziah di rumah duka.

Menurut M Akrim, mereka datang ke Palembang dalam rangka takziah dan sengaja untuk menemui keluarga AM. Sebab, AM merupakan alumni di Pondok Pesantren Gontor .

“Korban adalah alumni kita, murid kita dan wafat di Ponpes Gontor,” kata Akrim usai ziarah.

Ia pun meyakini, AM meninggal dalam keadaan mati syahid karena masih aktif menimba ilmu di Pondok Pesantren Gontor.

“Kita yakin anak yang belajar dan meninggal sama dengan mati syahid. Karena dia adalah fisabilillah,” ujarnya.

Pihak pondok Pesantren Gontor pun menyampaikan prihatin atas kejadian yang dialami AM. Sehingga, mereka akan ikut bertakziah di rumah duka malam ini.

“Jadi kita ke sini untuk ikut bertakziah menyampaikan kedukaan kita mendoakan mudah-mudahan mati syahid dan dosa-dosa diampuni dan apapun amal di dunia diterima,” ucapnya.

Santri Gontor Alami Memar di Dada

Jenazah AM (17) santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo, Jawa Timur sudah diotopsi oleh Tim Forensik RS Bhayangkara M Hasan Palembang, Kamis (8/9/2022).

Proses otopsi berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.10 WIB sempat mengalami kesulitan karena jenazah korban sudah mengalami pembusukan. Jenazah korban diperiksa dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com