KOMPAS.com - Tradisi Natal di Indonesia memang sangat beragam, salah satunya adalah Lettoan.
Tradisi Lettoan biasa mewarnai acara budaya yang diselenggarakan dalam perayaan Natal di Toraja, Sulawesi Selatan.
Baca juga: 6 Tradisi Suku Toraja, dari Rambu Solo hingga Mangrara Banua
Lettoan adalah miniatur rumah adat Toraja yang biasanya diisi dengan Babi sebagai tanda persaudaraan.
Miniatur rumah adat tersebut terbuat dari bambu dan kayu yang dibentuk sedemikian rupa di atas sebuah tandu.
Baca juga: Mengenal Suku Toraja, dari Asal Usul hingga Tradisi
Agar menarik, Lettoan juga akan diberi berbagai hiasan seperti janur, daun tabang, dan sirri-sirri.
Lettoan ini akan ditandu dan diarak oleh beberapa orang menuju tempat perayaan diselenggarakan sambil diguncang-guncang dan bersorak.
Baca juga: 6 Tempat Wisata Kuburan Kuno di Toraja
Dilansir dari laman etourism.tanatorajakab.go.id, tradisi lettoan adalah ritual mengarak babi.
Tradisi ini merupakan salah satu prosesi adat masyarakat Toraja yakni rambu tuka yang pada saat itu juga dilakukan sekaligus acara mangrara banua yaitu syukuran.
Sementara dilansir dari laman manado.antaranews.com, tradisi mengarak babi dengan simbol budaya Toraja ini mewakili tiga dimensi kehidupan manusia.
Dalam sebuah perayaan, simbol falsafah masyarakat Tana Toraja itu akan diarak oleh masyarakat.
Arak-arakan lettoan itu ada yang disebut Saritatolamban, yaitu bagian lettoan berbentuk tangga.
Saritatolamban melambangkan doa dan harapan yang menginginkan kehidupan senantiasa lebih baik seperti anak tangga yang selalu naik ke atas.
Selain itu ada pula lettoan yang memiliki simbol matahari yang melambangkan sumber cahaya kehidupan masyarakat Toraja.
Lettoan juga biasanya dihiasi dengan bunga tabang yang melambangkan kesuksesan dalam kehidupan masyarakat Toraja.
Dalam budaya masyarakat suku Toraja, Lettoan memang tak hanya diselenggarakan saat perayaan Natal saja.
Lettoan juga dijadikan rangkaian prosesi pada acara adat, syukuran, peresmian gedung, dan lain sebagainya.
Hingga kini tradisi Lettoan kerap dilakukan dalam beragam perayaan, seperti saat pesta budaya, hari natal, peresmian tongkonan, atau peresmian gereja.
Sumber:
etourism.tanatorajakab.go.id
sulsel.kemenag.go.id
sulsel.kemenag.go.id
manado.antaranews.com
medan.tribunnews.com