SEMARANG, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai pembunuhan terhadap Iwan Boedi Prasetijo merupakan bagian upaya untuk menganggu pengungkapan kasus korupsi di Kota Semarang.
Seperti diketahui, sebelum dinyatakan hilang, Iwan Boedi sempat akan menghadiri panggilan Polda Jawa Tengah (Jateng) sebagai saksi kasus korupsi hibah tanah di Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
Koordinator Divisi Kampanye Publik ICW, Tibiko Zabar Pradano mengatakan, tak salah jika masyarakat menghubungkan kasus pembunuhan terhadap Iwan Boedi dengan kasus korupsi.
"Patut diduga ini bagian dari upaya untuk mengganggu proses pengungkapan indikasi korupsi. Ini rasanya tak salah jika masyarakat menghubungkan pembunuhan Iwan Boedi dengan kasus korupsi," kata Tibiko, saat ditemui di Universitas Katolik (Unika) Kota Semarang, Rabu (14/12/2022).
Baca juga: Melacak Jejak Pembunuhan Iwan Boedi di Semarang, Keluarga Sebut Soal Tukang Parkir yang Hilang
Bicara kasus Iwan Boedi di Semarang, ada dugaan keterkaitan korban yang akan memberikan keterangan kepada polisi soal kasus korupsi.
"Meski kasus masih berjalan, ini patut diduga ada tindakan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan korban memberikan keterangan soal dugaan kasus korupsi," ujar dia.
Dia menuturkan, kasus pembunuhan yang sudah menghilangkan satu nyawa itu seharusnya bisa diproses dengan cepat agar motif pelaku segera terungkap.
"Jangan sampai nanti karena kasus ini tak kunjung terungkap membuat masyarakat dan aktivis takut untuk bersuara soal antikorupsi," imbuh dia.
Sampai saat ini, ICW masih menunggu aparat penegak hukum baik dari polisi dan polisi militer untuk segera mengungkap dalang dan aktor di balik peristiwa tersebut.
"Rasanya ini penting untuk diproses dengan cepat," ujar Tibiko.
Dia mengaku, ICW sudah melakukan pembahasan dengan tim yang melakukan pendampingan kasus Iwan Boedi.
"Ada dugaan kuat terkait dengan peristiwa atau aktivitas sebelumnya yang dilakukan almarhum sebagai saksi," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.