BATAM, KOMPAS.com – Empat anak yang mengaku diculik di rumah kosong di kawasan Tiban Lama, Kecamatan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) akhirnya dipulangkan ke kepada orangtuanya masing-masing.
Keempatnya sempat membuat heboh warga Batam, lantaran mengaku disekap, diikat dan dilakban di sebuah rumah kosong.
Kapolsek Sekupang Kompol Yudha Suryawardhana mengatakan, isu penculikan tersebut ternyata hanya karangan keempat anak yang takut usai dipergoki merokok.
“Tidak ada penculikan, yang ada keempatnya ketakutan karena ketahuan merokok di rumah warga yang memang sudah lama kosong,” kata Yudha di Mapolsek Sekupang, Selasa (13/12/2022).
Baca juga: Menurut Perawat, Bocah 6 Tahun Korban Penganiayaan Orangtua di Lumajang Mengaku Disiram Air Panas
Ia menceritakan kejadian ini berawal saat Hunarti, pemilik rumah, mendatangi rumahnya yang sudah lama kosong. Kemudian ia kaget karena menemukan empat orang anak berusia delapan hingga 11 tahun.
“Saat itulah anak-anak tersebut mengaku bahwa mereka sempat menjadi korban penculikan oleh orang tak dikenal. Bahkan keempatnya mengaku tidak hanya diikat, mereka juga sempat dilakban oleh pelaku yang kemudian kabur entah ke mana,” terang Yudha.
Hunarti kemudian melaporkan temuan ini kewarga sekitar dan perangkat RT RW, hingga akhirnya dilaporkan ke Polsek Sekupang.
Akan tetapi dari pengakuan empat anak tersebut, langsung dilakukan pengembangan dan hasilnya keempatnya mengaku bahwa mereka telah berbohong lantaran takut dilaporkan kepada orangtua mereka karena telah merokok.
“Jadi anak-anak itu sebenarnya takut ketahuan merokok di sebuah rumah kosong. Agar tak dimarahi oleh pemilik rumah dan orang tuanya masing-masing, makanya mereka mengarang cerita seperti itu,” terang Yudha.
Baca juga: Malu karena Telah Dikeroyok Warga, Pria Asal Cikarang Mengaku Jadi Korban Penculikan kepada Polisi
Dan setelah mendapatkan pembinaan, keempat anak tersebut langsung dipulangkan kepada orangtua mereka masing-masing.
Yudha mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya kabar dan informasi yang beredar itu.
Ia meminta masyarakat agar tak menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya.
"Masyarakat harus bijak dalam menggunakan media sosial, lakukan kroscek terhadap informasi yang akan disebarkan agar tidak terjadi kesalah pahaman,” pungkas Yudha.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.