Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masifnya Tambang Emas Ilegal di Jambi, Sawah Rusak, Petani Terpaksa Jadi Buruh Penambang

Kompas.com - 12/12/2022, 15:31 WIB
Suwandi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Sejak 2019, penambang emas ilegal beroperasi di Dusun Muaro Seluro, desa Raden Anom, Kecamatan Batangasai, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Lebih dari 100 hektare lahan sawah hilang, berganti bukit-bukit batu yang gersang.

Sawah yang tersisa di Dusun Muaro Seluro, saat ini tak sampai 50 hektare.

Hasil pemetaan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi melalui analisis citra satelit, setiap tahun area penambangan emas di Desa Raden Anom terus meningkat.

Lembaga yang konsen dengan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan ini mencatat pada 2017 lalu, angkanya berada di 150 hektar, tahun berikutnya tak terdeteksi, lalu muncul kembali pada 2019 dengan luas area penambangan emas 256 hektar. Kemudian naik menjadi 283 hektar pada 2020 dan melandai pada 2021 yang berada pada kisaran 269 hektar.

Baca juga: Bencana Ekologis Gara-gara Tambang Emas Ilegal di Jambi, Ancaman Gagal Panen Setiap Tahun

Manager Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Rudi Syaf menuturkan, penambangan emas ilegal mengalami peningkatan teknologi di setiap dekade. Dengan kata lain, daya rusaknya pun sangat masif.

Awalnya, penambangan emas dilakukan secara tradisional, dengan mendulang di pinggir sungai. Namun sejak tahun 2000-an, penambangan emas menggunakan mesin dompeng.

Dalam bekerja, alat ini mampu mengisap sedimen sungai dan membawanya ke saringan khusus. Di tempat ini, pasir, kerikil dan lumpur akan terpisah dengan butiran emas dengan bantuan merkuri.

Saat alat ini booming, ada ratusan dompeng yang berada di sepanjang Sungai Batanghari. Perlahan air menjadi keruh. Setelah emas di alur sungai mulai habis, para penambang emas kembali berinovasi. Area penambangan tidak lagi berada di sungai utama, melainkan merambah anak-anak sungai menggunakan alat berat.

“Area penambangan dengan alat berat ini semakin meluas, tidak hanya sungai melainkan sawah, kebun karet, ladang bahkan hutan lindung,” kata Rudi.

Warsi mencatat, setiap tahun area penambangan emas ilegal semakin meluas. Pada 2016 penambangan emas seluas illegal ini tercatat 10.926 hektar di Kabupaten Sarolangun dan Merangin. Kemudian tahun 2017 naik drastis menjadi menjadi 27.535 di Kabupaten Sarolangun, Merangin dan Bungo.

Sementara pada 2019, penambangan emas kembali melonjak di angka 33.832 hektar yang berada di Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo dan Tebo. Angkanya kemudian kembali naik tahun 2020 seluas 39.557 hektar dan pada 2021 ini, penambangan emas sudah menjarah lahan seluas 42.362 hektar.

Petani sedang menjemur padi hasil panen yang mengalami penurunan produksi karena saluran irigasi mulai terganggu karena aktivitas penambangan emas ilegalKOMPAS.com/SUWANDI Petani sedang menjemur padi hasil panen yang mengalami penurunan produksi karena saluran irigasi mulai terganggu karena aktivitas penambangan emas ilegal

“Lahan yang telah beralih fungsi untuk tambang emas, yang terluas di area penggunaan lain (APL). Pada lahan ini ada sawah, kebun dan ladang. Angka pasti sawah menjadi lahan tambang emas itu kita belum menghitung. Tapi karena tambang emas, kerusakan lahan pertanian sudah mencapai ribuan hektar,” kata Rudi menjelaskan.

Data setahun terakhir, penambangan emas apabila dilihat dari fungsi kawasan, terjadi di APL seluas 32.565 hektar, kemudian hutan produksi berkisar 6.099 hektar, lalu hutan lindung di angka 2.972 hektar, Hutan Produksi Terbatas 154 hektar, dan terakhir di taman nasional seluas 572 hektar.

“Jangan kan sawah dan taman nasional. Ada di satu tempat Kabupaten Merangin, rumah ibadah dibongkar untuk area penambangan emas illegal,” kata Rudi.

Bupati Merangin, Mashuri saat rapat bersama Forkopimda, Kamis (14/7/2022) dikutip dari situs Pemkab Merangin, mengungkap kerusakan lahan akibat penambangan emas ilegal mencapai 3.920 hektar yang tersebar di 12 kecamatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com