Pada saat itu ada kepercayaan, bahwa bangunan yang tinggi dianggap sebagai tempat yang suci (tempat tinggal Dewa Dewi).
Ditemukan prasasti pada tahun 1932, isi prasasti itu tentang penanggalan angka 794 Saka atau 872 Masehi.
Namun penanggalan tersebut belum dapat untuk menentukan tahun berdirinya Candi Abang.
Sisa-sisa reruntuhan candi yang terbuat dari bata merah masih dapat ditemui hingga saat ini.
Bentuk candi saat ini seperti bukit yang ditumbuhi rumput sehingga tampak seperti gundukan tanah atau bukit.
Pada musim hujan, bukit ini akan terlihat hijau, sebaliknya pada musim kemarau akan menjadi gersang.
Baca juga: Bertamu ke Rumah Teletubbies di Candi Abang Yogyakarta
Candi Abang baru terlihat berwarna merah jika kondisinya benar-benar kemarau dan kering.
Masyarakat setempat mempercayai bahwa candi dijaga oleh tokoh yang dituakan dan dihormati, yang bernama Kyai Jagal.
Kyai Jagal memiliki badan besar dan berambut panjang.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati Candi Abang akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5.000.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.