BIMA, KOMPAS.com - Bulog Cabang Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki persediaan stok beras sebanyak 4.263 ton per 5 Desember 2022.
Persediaan itu selain cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu hingga Bulan Mei 2023, juga untuk memenuhi kebutuhan daerah lain di luar Provinsi NTB.
Seperti halnya pada Desember 2022, Bulog Cabang Bima akan menyuplai 2.000 ton beras ke Provinsi Bengkulu.
Baca juga: 500 Ton Stok Beras Hilang, Bulog Copot Pimpinan Cabang dan Kepala Gudang di Pinrang
"Stok 4.263 ton ini bisa sampai sembilan bulan ke depan, tapi karena kita pasok ke Provinsi Bengkulu 2.000 ton, jadi stoknya cukup sampai Mei 2023," kata Kepala Perum Bulog Cabang Bima, Wilya Fatayani saat dikonfirmasi, Rabu (7/12/2022).
Wilya mengungkapkan, dengan stok 2.263 ton beras yang akan tersisa setelah pengiriman ke Bengkulu, Bulog Cabang Bima masih tetap aman dari sisi persediaan.
Pasalnya, pada Maret-April 2023 mendatang sebagian besar kawasan pertanian di tiga wilayah kerjanya masuk masa panen, sehingga bisa langsung diserap untuk stok.
Ditegaskan, pihaknya tidak pernah mengalami kekurangan stok beras, tapi justru menjadi pemasok bagi daerah lain diluar NTB.
"Sebelum ke Bengkulu kita juga pasoknya ke NTT, jadi kita di Bima dan Dompu ini sebenarnya surplus beras," ujarnya.
Di samping menjadi penyumbang beras untuk daerah lain, Bulog Cabang Bima juga aktif membantu pemerintah daerah dalam mengendalikan lonjakan harga penjualan.
Seperti halnya Desember 2022 ini, pihaknya diminta Pemkab Bima untuk melakukan operasi pasar di Kecamatan Donggo dan Parado.
Dalam upaya stabilisasi harga, lanjut Wilya, pihaknya menetapkan harga penjualan bervariasi bagi masyarakat.
Baca juga: Sebut Punya Stok Beras 600.000 Ton, Bulog Pastikan Cukup hingga Akhir Tahun
Jika diambil langsung di gudang penyimpanan harganya Rp 8.300 per kilogram untuk kemasan 50 kilogram.
Sementara untuk dilokasi atau saat operasi pasar, per kilogram dijual Rp 8.600. Harga tersebut masih dibawah HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 per kilogram.
"Selain di depan gudang, kita juga melayani operasi pasar. Sekarang saja ada permintaan dari DKP (Dinas Ketahanan Pangan) Kabupaten Bima untuk operasi pasar," kata Wilya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.