SOLO, KOMPAS.com - Wacana penggantian nama Jalan Diponegoro menjadi Jalan Ngarsopuro, di Kota Solo, Jawa Tengah, mendapatkan penolakan oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo, Sugeng Riyanto.
Penolakan ia sampaikan karena dinilai Wali Kota Gibran Rakabuming Raka mencederai sejarah dan tidak bersikap bijaksana atas wacana tersebut.
Baca juga: Gibran Konsultasi Budayawan Rencana Ganti Nama Jalan Diponegoro di Solo Menjadi Jalan Ngarsopuro
"Kita ingat pesan proklamator Bung Karno, jas merah. Dan saya kira pesan ini untuk kita semua, termasuk Mas Wali. Mengganti nama Jalan Diponegoro dengan nama yang lain itu indikasi jas merah. Jadi malah nanti bisa kualat sama Bung Karno," kata Sugeng saat di Gedung DPRD Solo, Senin (5/12/2022).
Karena pertimbangan itu, Sugeng meminta Gibran untuk mengurungkan niatnya mengganti nama jalan itu menjadi Jalan Ngarsopuro atau nama lainnya.
Ia pun meminta, Gibran untuk belajar sisi-sisi kebesaran Pangeran Diponegoro untuk dielaborasi.
"Mencoba untuk menyebarkan semangat itu kepada generasi muda di Solo agar punya semangat bela negara yang tinggi. Justru ini yang harus dilakukan Mas Wali, mengelaborasi nilai-nilai kepahlawanan Diponegoro ke generasi muda," tegasnya.
Disisi lain, Sugeng menilai Ngarsopuro telah lama dikenal sebagai nama kawasan di Solo yang terletak di tengah-tengah kota, sehingga tidak perlu di laksanakan perubahan tersebut.
"Sehingga rencana penggantian nama Jalan Diponegoro menjadi nama Jalan Ngarsopuro itu menurut kami tidak relevan," jelasnya.
Terlebih penggunaan nama Diponegoro sebagai nama jalan di Solo merupakan bentuk penghargaan masyarakat Solo, atas sosok Diponegoro.
Sebab lanjut Sugeng, dalam sejarah Pangeran Diponegoro yang telah berjasa besar dalam mengusir penjajah Belanda saat Perang Jawa pada tahun 1825-1830. Walau pada akhirnya Pangeran Diponegoro dikhianati dan ditangkap oleh Belanda.
"Kita tahu perang Jawa perang terbesar yang dihadapi Belanda, menghabiskan keuntungan Belanda 10 tahun menjajah di berbagai negara. Keuntungan 10 tahun habis untuk meladeni Pangeran Diponegoro. Kebangkrutan yang luar biasa. Tentu sudah sepatutnya diapresiasi dengan melestarikan menjadi nama jalan di Solo," tutupnya.
Baca juga: Gibran Wacanakan Ganti Nama Jalan Diponegoro Jadi Ngarsopuro, Branding Pariwisata Jadi Alasannya...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.