KOMPAS.com - Provinsi Jawa Tengah dikenal memiliki ragam hasil budaya, diantaranya adalah pakaian adat.
Sebagai pakaian adat, tentunya busana ini tak hanya berfungsi untuk penutup tubuh namun juga sebagai identitas budaya dari masyarakat Jawa Tengah.
Baca juga: Daftar Nama Pakaian Adat dari 37 Provinsi di Indonesia
Pakaian adat tersebut masih kerap digunakan hingga saat ini, baik dalam upacara adat, acara resmi maupun untuk acara sehari-hari.
Uniknya, pakaian adat yang ada di Jawa Tengah tak hanya memiliki satu jenis saja namun memiliki beberapa ragam.
Baca juga: Banyak Siswa Tak Mampu, Seragam Pakaian Adat Bukan Kewajiban di Jateng
Ragam pakaian adat Jawa Tengah ini memiliki perbedaan dari makna, filosofi serta ciri khas antara wilayah satu dengan yang lain.
Selain itu, terkadang nama pakaian adat Jawa Tengah untuk pria dan wanita juga memiliki nama tersendiri.
Baca juga: 5 Pakaian Adat Jawa Tengah dan Ciri Khasnya
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa pakaian adat Jawa Tengah yang masih dikenakan masyarakat hingga saat ini.
Jawi Jangkep adalah nama pakaian adat resmi dari Jawa Tengah yang khusus dikenakan oleh pria.
Busana Jawi Jangkep berupa beskap berwarna gelap dengan motif bunga keemasan di bagian tengahnya. Beskap tersebut memiliki kerah agak tinggi dan tidak memiliki lipatan.
Bagian depan beskap lebih panjang dibandingkan bagian belakang. Hal ini dimaksudkan apabila nantinya akan menyimpan keris.
Peletakan keris di belakang memiliki makna agar manusia dapat menolak segala godaan, sementara keris merupakan simbol perlawanan.
Busana Jawi Jangkep juga menggunakan bawahan dikenakan kain jarik atau jarit yang dililitkan di pinggang.
Busana Jawi Jangkep berwarna hitam digunakan untuk acara-acara resmi. Sementara pakaian Jawi Jangkep Padintenan dengan warna selain hitam dan biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Sebagai aksesori terdapat penutup kepala berupa blangkon, yang bermakna bahwa bahwa pemakainya adalah laki-laki yang menutupi aib.
Selain itu digunakan pula alas kaki berupa selop, serta untaian bunga melati yang dikalungkan di bagian leher.
Adapun nama lain Jawi Jangkep adalah Piwulang Sinandhi yang diambil dari jumlah kancing yang terpasang di dalam beskap memiliki makna agar pria Jawa Tengah selalu bertindak cermat dan penuh perhitungan dalam melakukan segala sesuatu.
Sementara pasangan Jawi Jangkep yang digunakan wanita berupa kebaya lengkap dengan warna senada.
Dalam penggunaannya, busana Jawi Jangkep juga biasanya akan disesuaikan dengan status sosial dari pemakainya.
Kebaya dikenal di berbagai daerah sebagai sebutan untuk pakaian adat yang dikenakan oleh wanita. Bedanya adalah gaya atau pakem yang digunakan.
Kebaya khas Jawa Tengah tentu memiliki ciri khas tersendiri, terutama dengan bentuk blus sederhana berlengan panjang, yang membuat munculnya sedikit kesan misterius dari pemakainya.