KOMPAS.com - Sudah banyak yang tahu jika kereta api di Indonesia adalah alat transportasi yang mendapat julukan sebagai si Ular Besi.
Namun ternyata jarang ada yang tahu jika ada beberapa nama kereta ada yang terinspirasi dari sederet hewan mitologi.
Baca juga: 8 Nama Kereta Api di Indonesia yang Terinspirasi dari Nama Sungai
Calon penumpang yang tengah memesan tiket pasti sempat mengamati nama-nama kereta api tersebut pada rute tertentu yang dipilih.
Baca juga: 10 Nama Kereta Api di Indonesia yang Terinspirasi dari Nama Gunung
Tak sekadar unik, ragam nama kereta api memang sengaja digunakan untuk membedakan jam keberangkatan, kelas, atau jurusan atau rute yang akan dilalui.
Baca juga: Uniknya Inspirasi Nama Kereta Api di Indonesia, dari Jaka Tingkir hingga Prameks
Dilansir dari akun Twitter @KAI121 dan pemberitaan Kompas.com, berikut adalah beberapa nama kereta api yang terinspirasi dari nama hewan mitologi.
KA Sembrani adalah kereta api dengan relasi Surabaya Pasar Turi-Gambir PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif dan luxury.
KA Sembrani pertama kali beroperasi pada 1 Oktober 1995.
Nama KA Sembrani terinspirasi dari hewan mitologi berupa kuda bersayap yang dapat terbang dan memiliki sifat pemberani.
Dalam cerita pewayangan, Sembrani merupakan nama kuda tunggangan Batara Wisnu.
KA Turangga adalah kereta api dengan relasi Surabaya Gubeng-Gambir PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif.
KA Sembrani pertama kali beroperasi pada 1 September 1995.
Nama KA Turangga terinspirasi dari bahasa Kawi Jawa yang dalam mitologi Jawa merupakan kuda tunggangan para Raja dan Bangsawan.
Kuda ini memang memiliki fisik serupa kuda tunggangan lain, namun konon Turangga dapat berlari dengan sangat cepat.
KA Sancaka adalah kereta api dengan relasi Yogyakarta-Surabaya Gubeng PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif dan dan ekonomi premium.
KA Sancaka pertama kali beroperasi pada 20 Mei 1997.
Nama KA Sancaka terinspirasi dari nama sosok hewan mitologi berupa ratu ular sanca.
Konon, Sancaka merupakan sosok ratu ular yang mengayomi dan mampu bertahan di berbagai keadaan.
KA Taksaka adalah kereta api dengan relasi Gambir-Yogyakarta PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif dan dan luxury.
KA Taksaka pertama kali beroperasi pada 19 September 1999.
Nama KA Taksaka terinspirasi dari nama sosok hewan naga mitologi Hindu, yang merupakan putra Dewi Kadru dan Kashyapa.
Sementara dalam mitologi Bali, naga Taksaka merupakan ular yang tinggal di kayangan.
KA Lodaya adalah kereta api dengan relasi Bandung-Solo Balapan PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif dan dan ekonomi premium.
KA Lodaya mulai beroperasi sejak 12 Mei 2000 menggantikan KA Fajar Pajajaran dan KA Senja Mataram.
Nama KA Lodaya terinspirasi dari nama hewan mitologi berupa macan kumbang jelmaan Prabu Siliwangi.
Dalam budaya masyarakat Sunda, konon Lodaya merupakan macan kumbang yang gagah dan gesit.
KA Gumarang adalah kereta api dengan relasi Surabaya Pasar Turi-Pasar Senen PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif dan dan bisnis.
KA Gumarang pertama kali beroperasi pada 20 Mei 2001.
Nama KA Gumarang terinspirasi dari nama hewan mitologi asal JAwa Barat berupa sapi hutan.
Gumarang digambarkan sebagai sapi dengan tubuh gagah yang kuat dan lincah.
KA Harina adalah kereta api dengan relasi Bandung- Surabaya Pasar Turi PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif dan ekonomi premium.
KA Harina pertama kali beroperasi pada 20 Mei 2003.
Nama KA Harina diambil dari kata dalam Bahasa Sansekerta yang berarti kijang atau antelop betina yang dapat berlari dengan cepat.
KA Argo Dwipangga adalah kereta api dengan relasi Solo Balapan-Gambir PP yang membawa rangkaian gerbong dengan kelas eksekutif dan luxury.
KA Dwipangga pertama kali beroperasi pada 21 April 1998, sementara KA Argo Dwipangga pertama kali beroperasi pada 5 Oktober 1998.
Nama KA Dwipangga diambil dari nama seekor gajah dalam legenda Asal-Usul Sungai Gajah Wong.
Dalam Cerita Rakyat asal Yogyakarta tersebut diceritakan ada seekor gajah yang berasal dari Negeri Siam (Thailand) bernama Kyai Dwipangga milik Sultan Agung.
Sumber:
Twitter @KAI121
kompas.com (Dandy Bayu Bramasta, Rizal Setyo Nugroho)