KOMPAS.com - Satu keluarga di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tewas diracun sianida oleh anak kedua yakni DDS (22)
Tiga korban pembunuhan yakni ayah Abas Ashar (58), ibu Heri Riyani (54) dan kakak perempuannya Dea Khairunisa (25).
Dari pemeriksaan polisi, motif sementara tersangka melakukan pembunuhan karena sakit hati terhadap keluarganya yang menuntut untuk membiayai kebutuhan hidup atau tulang punggung keluarga.
Namun, pengakuan tersangka terkait motif tersebut dibantah oleh pihak keluarga.
Baca juga: Paman Sebut Pembunuh Satu keluarga di Magelang Pernah Habiskan Rp 32 Juta dalam Sebulan
Paman tersangka, Sukoco (69) mengatakan, pengakuan tersangka terkait motif pembunuhan karena menjadi tulang punggung keluarga tersebut tidak benar.
Pengakuan tersangka disebut hanya sebagai pembelaan diri.
Sebab, selama ini tersangka justru diberi uang oleh orangtuanya setiap bulan.
"Sama sekali tidak betul (motifnya). kalau soal duit (uang) itu ya saya lihat itu, cukup lah. Wong, dia (tersangka) tidak bekerja kok, kalau jadi tulang punggung itu dasarnya apa kan cuma untuk pembelaan diri saja. Orangtua yang selama ini yang menanggung. Malah tiap bulan orangtuanya yang ngasih uangnya," ujar dia dikutip dari TribunJogja.com.
Dia juga membantah perihal kedua orangtua tersangka yang disebut mengidap penyakit.
Selama ini, tidak pernah ada rekam jejak riwayat penyakit dari para korban.
"Kedua orang tua itu juga tidak pernah sakit, itu sehat semua," ucap kakak kandung korban Heri Riyani.
Di sisi lain, pihaknya menduga tersangka justru memiliki beban berupa pinjaman.
"Ini yang saya masih cari dan gali apakah dia (tersangka) punya beban pinjaman di luar. Memang, sejauh ini belum ada yang menyampaikan," ucap dia.
Sekali lagi, pihaknya menyanggah motif yang disampaikan oleh tersangka.
"Kalau motif itu, tetap saya sanggah. Bahwa saya tau persis karena almarhumah kalau ada apa-apa itu kita telepon dan datang ke rumah," terang dia.