Keberadaan motif batik di dua keraton tersebut menjadikan peradaban batik di Kota Solo berkembang.
Bukti berkembangnya batik di Solo adalah munculnya Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Sampai kemudian, batik Solo berkembang ke sejumlah wilayah di Pekalongan, Ponorogo, Banyumas, Tulungagung, dan sebagainya.
Batik era Mataram berkembangan setelah masuk tembok Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.
Batik moderen di Pura Mangkunegaran merupakan hasil kreatifitas setelah batik diolah di wilayah keraton ini.
Proses membatik di Puro Mangkunegaran dilakukan oleh para kerabat dalem dan abdi dalem yang melahirkan motif-motif serta corak baru.
Motif-motif baru ini sangat dinamis, seperti perpaduan motif buketan dengan gaya pakem klasik dengan warga sogan Jawa. Sogan solo berwarna coklat-oranye dan coklat.
Sejumlah motif batik wajib dimiliki oleh seluruh kerabat Pura Mangkunegaran, yaitu motif candi luhur, gregah waluh atau pakis.
Selain itu, ada jenis motif larangan yaitu motif tertentu yang tidak boleh dipakai oleh orang kebanyakan.
Motif tersebut adalah parang yang hanya boleh dipakai oleh Adipati dan keluarganya. Hal ini merupakan bagian dari sejarah berdirinya Dinasti Mataram.
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.