Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 126 Meninggal, Brebes Catat Kasus Kematian Ibu dan Anak Tertinggi Se-Jateng Sepanjang 2022

Kompas.com - 02/12/2022, 08:49 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah mencatat, Kabupaten Brebes angka kematian ibu (AKI) sebanyak 35 kasus dan angka kematian bayi (AKB) 191 kasus sepanjang 2022 hingga September lalu.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Jateng Yuni Rahayuningtyas mengatakan, angka tersebut menempatkan Brebes pada posisi pertama daerah dengan AKI dan AKB tertinggi dari 35 kabupaten/kota di Jateng.

“Penyebabnya banyak faktor, tapi kenapa Brebes bisa tinggi? Di sana daerahnya luas, penduduknya banyak, dan masuk daerah dengan kemiskinan ekstrim juga,” beber Yuni kepada Kompas.com, Kamis (1/12/2022).

Baca juga: KSP: Jampersal Dapat Turunkan Risiko Kematian Ibu dan Anak

Selanjutnya, daerah dengan kasus AKI tinggi lainnya yakni Kebumen 21 kasus, Grobogan dengan 21 kasus, Banyumas 19 kasus, dan Boyolali dengan 14 kasus.

Sementara itu, daerah dengan angka kematian ibu terendah adalah Kota Magelang dan Kota Solo dengan masing-masing satu kasus saja.

Total sebanyak 335 ibu meninggal selama proses persalilan pada 2022. Angka tersebut menurun dibandingkan AKI 2021 sebanyak 1.011 kasus kematian.

Sementara itu, total AKB sepanjang 2022 ini mencapai 3.031 kasus. Terbanyak Brebes 191 bayi meninggal, lalu Grobogan 186 kasus, Banyumas 179 kasus. Kemudian Cilacap 151 kasus dan Kebumen 131 kasus bayi meninggal.

Meski ratusan ibu dan bayi meninggal sepanjang triwulan 2022, ia mengakui angka tersebut jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Pasalnya 2021 tren kasus Covid-19 sempat melonjak secara nasional. Sehingga ibu hamil dan bayi dalam kandungan ikut terkena imbasnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Nunukan Turun tapi Angka Kematian Ibu dan Anak Meningkat

“Tren memang sempat naik saat pandemic Covid-19 2020-2021. Setelah kita telusuri penyebab AKI 2021, hampir 50 persen meninggal karena Covid-19,” imbuhnya.

Untuk itu, pihaknya menggencarkan berbagai program untuk menekan angka AKI di Jateng, terutama Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.

Mulai pendampingan masa kehamilan hingga persalinan, termasuk fase nifas dan program keluarga berencana (KB) hingga pemenuhan gizi ibu dan bayi.

Pihaknya juga menjalin kerja sama dengan BKKBN Jateng dan JHPIEGO, LSM global yang menaruh perhatian pada kesehatan untuk menggencarkan program akselerasi penurunan AKI AKB dan stunting di Jateng.

Baca juga: Eri Cahyadi Ingin Surabaya Zero Stunting dan Kematian Ibu dan Anak

Sebanyak 41 persen dari 551.000 ibu melahirkan sampai Oktober 2022 di Jawa Tengah mengikuti program keluarga berencana pasca persalinan (KBPP).

“Target kami di Jawa Tengah 70 persen (mengikuti KBPP), dari 551.000 persalinan,” tutur Kepala BKKBN Jateng Widwiono saat melaporkan cakupan KBPP terhadap jumlah persalinan.

Komitmennya mendukung KBPP dibuktikan dengan menggratiskan berbagai jenis KB. Pihaknya bahkan telah berkoordinasi dengan 60 rumah sakit negeri 266 rumah sakit swata yang tersebar di Jateng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com