KOMPAS.com - Batik Jawa Tengah merupakan salah satu batik yang populer di Indonesia.
Batik Jawa Tengah dihasilkan di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Batik yang berkembang di setiap daerah memiliki unsur yang berbeda-beda, terutama terkait dengan motif dan pewarnaan.
Berikut ini adalah sejumlah batik yang berasal dari Jawa Tengah.
Batik Pekalongan berasal dari wilayah Pekalongan. Wilayah ini juga dikenal sebagai pelopor pembuatan batik secara massal menggunakan teknik cetak.
Batik Pekalongan diperkirakan berkembang sekitar tahun 1800-an.
Ciri khas batik Pekalongan adalah pada warnanya yang cerah. Warna-warna yang kerap ditemukan pada Batik Pekalongan adalah biru, merah muda, hijau, kuning, maupun jingga.
Bahkan dalam sehelai kain batik dapat ditemukan delapan warna.
Karakteristik khas batik Pekalongan adalah dipengaruhi banyak unsur luar.
Untuk itu, ada motif batik Pekalongan khas India, Turki, Belanda, Persia, Tiongkok, hingga Jepang.
Baca juga: Batik Pekalongan, Wujud Akulturasi Budaya dalam Motif dan Warna
Motif-motif tersebut terkait perkembangan zaman yang terjadi di Pekalongan.
Motif hokokai adalah batik Pekalongan yang banyak dibuat pada zaman Jepang.
Ada lagi motif batik buketan yang terinspirasi dengan budaya Belanda.
Motif batik Pekalongan yang menjadi ciri khas Pekalongan adalah motif jlamprang yang banyak dipengaruhi oleh budaya Arab dan India.
Dimana, motif jlamprang terinpirasi dari kain tenun sutra yang dibawa pedagang dari Gujarat.
Batik Jepara berasal dari wilayah Jepara, Jawa Tengah.
Batik Jepara diperkirakan telah berkembang pada akhir abad ke-19.
Motif batik Jepara terinspirasi dari batik karya Kartini dan motif ukiran Jepara.
Motif batik Jepara mempunyai pola daun benang hijau dan gajah coklat.
Beberapa motif batik Jepara seperti sido arum, sekar jagat bumi kartini, kembang setaman, dan parang poro.
Batik Solo berasal dari wilayah Kota Solo, Jawa Tengah. Kota Solo dikenal sebagai penghasil batik terbesar di Indonesia.
Batik Solo juga terkenal dengan corak dan motif tradisionalnya.
Baca juga: Mengenal Motif Batik Kawung, Sejarah, Filosofi, dan Jenisnya
Keberadaan batik Solo mulai berkembang setelah wilayah Mataram terpecah menjadi dua, yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Pada saat terjadinya perpecahan tersebut barang-barang kerajaan termasuk batik di bawa ke Yogyakarta.
Akibatnya, Paku Buwono IV memutuskan untuk membuat sendiri busana keraton yang baru. Busana itu bernama Gragak Surakarta yang artinya Gaya Surakarta.
Setelah pembuatan Gragak Surakarta, corak batik Surakarta mulai terjadi perubahan dan perkembangan.
Meskipun terjadi banyak perkembangan, namun batik Solo memiliki ciri khas, yaitu warna putih kecoklatan atau krem.
Batik Solo juga identik dengan warna gelap, seperti hitam atau coklat. Ciri khas lainnya berupa motif geometris berukuran kecil-kecil mengikuti pakem batik Mataram.
Motif batik Solo terbagi menjadi dua, yaitu motif yang berasal dari Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.
Motif yang berasal dari Keraton Kasunanan, antara lain parang curiga, parang barong, parang sarpa, ceplok burba, ceplok lung kestlop, candi luhur, bondhet, dan srikaton.
Sedangkan, motif yang berasal dari Pura Mangkunegaran, yaitu buketan pakis, ole-ole, wahyu temurun, sapanti nata, parang kesit barong, parang sondher, parang klithik glebag, seruni, dan liris cemeng.
Motif batik yang berasal dari dua keraton ini berkembang dan meluas hingga ke daerah-daerah, seperti Pekalongan, Banyumas, Tulung Agung, Ponorogo, dan sebagainya.
Baca juga: Menengok Kecantikan Batik Lasem, Perpaduan Persia dan Tiongkok
Batik Lasem berasal dari Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Motif batik Lasem merupakan alkuturasi budaya Tiongkok dan Jawa. Batik Lasem telah berkemang sejak kedatangan masyarakat Tiongkok di Lasem.
Batik Lasem dibuat dengan cara tradisional, mulai menggambar motif, gambar menggunakan canting, ditutup dengan malam, diwarnai, dan direbus.
Hal ini karena dulunya, para pengusaha batik Lasem adalah orang Tiongkok dan dikonsumsi juga oleh kalangan Tiongkok
Motif batik Lasem di antaranya adalah gunung ringgit, sekar jagad tiga negeri, serta latohan.
Batik Lasem berbeda dari batik pada umumnya karena warnanya dominan merah, seperti budaya Tiongkok.
Sumber
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.