Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Daftar Batik Jawa Tengah, dari Solo hingga Pekalongan

Kompas.com - 30/11/2022, 21:43 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Batik Jawa Tengah merupakan salah satu batik yang populer di Indonesia.

Batik Jawa Tengah dihasilkan di sejumlah daerah di Jawa Tengah.

Batik yang berkembang di setiap daerah memiliki unsur yang berbeda-beda, terutama terkait dengan motif dan pewarnaan.

Berikut ini adalah sejumlah batik yang berasal dari Jawa Tengah.

Batik Jawa Tengah

1. Batik Pekalongan

Batik Pekalongan berasal dari wilayah Pekalongan. Wilayah ini juga dikenal sebagai pelopor pembuatan batik secara massal menggunakan teknik cetak.

Batik Pekalongan diperkirakan berkembang sekitar tahun 1800-an.

Ciri khas batik Pekalongan adalah pada warnanya yang cerah. Warna-warna yang kerap ditemukan pada Batik Pekalongan adalah biru, merah muda, hijau, kuning, maupun jingga.

Bahkan dalam sehelai kain batik dapat ditemukan delapan warna.

Karakteristik khas batik Pekalongan adalah dipengaruhi banyak unsur luar.

Untuk itu, ada motif batik Pekalongan khas India, Turki, Belanda, Persia, Tiongkok, hingga Jepang.

Baca juga: Batik Pekalongan, Wujud Akulturasi Budaya dalam Motif dan Warna

Motif-motif tersebut terkait perkembangan zaman yang terjadi di Pekalongan.

Motif hokokai adalah batik Pekalongan yang banyak dibuat pada zaman Jepang.

Ada lagi motif batik buketan yang terinspirasi dengan budaya Belanda.

Motif batik Pekalongan yang menjadi ciri khas Pekalongan adalah motif jlamprang yang banyak dipengaruhi oleh budaya Arab dan India.

Dimana, motif jlamprang terinpirasi dari kain tenun sutra yang dibawa pedagang dari Gujarat.

Sejumlah perajin batik pada salah satu industri batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sedang menorehkan canting pada lembaran kain batik tulis, akhir Juni lalu. Sejak puluhan tahun silam, batik telah menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat di pesisir utara Jawa Tengah tersebut. KOMPAS/SIWI NURBIAJANTI Sejumlah perajin batik pada salah satu industri batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sedang menorehkan canting pada lembaran kain batik tulis, akhir Juni lalu. Sejak puluhan tahun silam, batik telah menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat di pesisir utara Jawa Tengah tersebut.

2. Batik Jepara

Batik Jepara berasal dari wilayah Jepara, Jawa Tengah.

Batik Jepara diperkirakan telah berkembang pada akhir abad ke-19.

Motif batik Jepara terinspirasi dari batik karya Kartini dan motif ukiran Jepara.

Motif batik Jepara mempunyai pola daun benang hijau dan gajah coklat.

Beberapa motif batik Jepara seperti sido arum, sekar jagat bumi kartini, kembang setaman, dan parang poro.

3. Batik Solo

Batik Solo berasal dari wilayah Kota Solo, Jawa Tengah. Kota Solo dikenal sebagai penghasil batik terbesar di Indonesia.

Batik Solo juga terkenal dengan corak dan motif tradisionalnya.

Baca juga: Mengenal Motif Batik Kawung, Sejarah, Filosofi, dan Jenisnya

Keberadaan batik Solo mulai berkembang setelah wilayah Mataram terpecah menjadi dua, yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Pada saat terjadinya perpecahan tersebut barang-barang kerajaan termasuk batik di bawa ke Yogyakarta.

Akibatnya, Paku Buwono IV memutuskan untuk membuat sendiri busana keraton yang baru. Busana itu bernama Gragak Surakarta yang artinya Gaya Surakarta.

Setelah pembuatan Gragak Surakarta, corak batik Surakarta mulai terjadi perubahan dan perkembangan.

Meskipun terjadi banyak perkembangan, namun batik Solo memiliki ciri khas, yaitu warna putih kecoklatan atau krem.

Kampung Batik Solo - Seorang pengrajin batik tengah membuat batik di Kampung Batik Kauman, Surakarta, Jawa Tengah.https://pariwisatasolo.surakarta.go.id/ Kampung Batik Solo - Seorang pengrajin batik tengah membuat batik di Kampung Batik Kauman, Surakarta, Jawa Tengah.

Batik Solo juga identik dengan warna gelap, seperti hitam atau coklat. Ciri khas lainnya berupa motif geometris berukuran kecil-kecil mengikuti pakem batik Mataram.

Motif batik Solo terbagi menjadi dua, yaitu motif yang berasal dari Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.

Motif yang berasal dari Keraton Kasunanan, antara lain parang curiga, parang barong, parang sarpa, ceplok burba, ceplok lung kestlop, candi luhur, bondhet, dan srikaton.

Sedangkan, motif yang berasal dari Pura Mangkunegaran, yaitu buketan pakis, ole-ole, wahyu temurun, sapanti nata, parang kesit barong, parang sondher, parang klithik glebag, seruni, dan liris cemeng.

Motif batik yang berasal dari dua keraton ini berkembang dan meluas hingga ke daerah-daerah, seperti Pekalongan, Banyumas, Tulung Agung, Ponorogo, dan sebagainya.

Baca juga: Menengok Kecantikan Batik Lasem, Perpaduan Persia dan Tiongkok

4. Batik Lasem

Batik Lasem berasal dari Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Motif batik Lasem merupakan alkuturasi budaya Tiongkok dan Jawa. Batik Lasem telah berkemang sejak kedatangan masyarakat Tiongkok di Lasem.

Batik Lasem dibuat dengan cara tradisional, mulai menggambar motif, gambar menggunakan canting, ditutup dengan malam, diwarnai, dan direbus.

Hal ini karena dulunya, para pengusaha batik Lasem adalah orang Tiongkok dan dikonsumsi juga oleh kalangan Tiongkok

Ilustrasi batik - Batik Lasem.SHUTTERSTOCK / E. S. Nugraha Ilustrasi batik - Batik Lasem.

Motif batik Lasem di antaranya adalah gunung ringgit, sekar jagad tiga negeri, serta latohan.

Batik Lasem berbeda dari batik pada umumnya karena warnanya dominan merah, seperti budaya Tiongkok.

Sumber

regional.kompas.com

bobo.grid.id

www.sonora.id

surakarta.go.id

jatengprov.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com