Bentuk rumah panggung pada rumah Betang tidak lain untuk menjaga penghuni rumah dari segala macam bahaya.
Salah satunya, rumah Betang berfungsi untuk menghindari bahaya banjir.
Sebab secara umum, suku Dayak banyak bermukim di hulu sungai yang memiliki resiko tinggi terkena banjir.
Alasan lainnya adalah untuk menghindari ancaman binatang buas yang masih banyak berkeliaran di hutan Kalimantan.
Baca juga: Pemkab Kotim Bangun Rumah Betang di Desa Wisata
Fungsi lainnya untuk memberi rasa aman penghuni rumah dari orang-orang jahat yang ingin mengganggu, karena rumah Betang sangat besar dan megah.
Rumah Betang merupakan simbol kearifan lokal masyarakat adat di Indonesia, khususnya Pulau Kalimantan.
Pembuatan rumah Betang mengandung sejumlah makna, antara lain hulu rumah harus menghadap ke arah matahari terbit.
Bagi suku Dayak hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah pekerja keras. Suku Dayak harus bekerja keras untuk bertahan hidup sejak matahari terbit.
Sebaliknya, bagian hilir rumah dibuat searah matahari terbenam.
Secara filosofi artinya adalah kerja keras suku Dayak akan berhenti pada sore hari dan mulai bekerja lagi pada keesokan harinya.
Rumah Betang dihuni sekitar lima hingga enam keluarga dengan jumlah keseluruhan dapat mencapai belasan sampai puluhan orang.
Setiap keluarga memiliki ruangan yang disekat dan memiliki kamar di dalamnya.
Rumah Betang yang menjadi tempat berkumpulnya banyak keluarga merupakan wujud dari suku Dayak yang hidup dalam kebersamaan.
Mereka juga memiliki ikatan kuat yang tidak mudah diadu domba.
Penghuni rumah Betang akan saling peduli, tolong menolong, dan memperhatikan satu sama lain.