Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Pelaku Perundungan di Malang Alami Trauma hingga Tak Mau Masuk Sekolah

Kompas.com - 30/11/2022, 10:05 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo membenarkan, korban dan pelaku perundungan yang melibatkan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, akan mendapatkan pendampingan psikologis.

Pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan asesmen pendampingan psikologis itu.

"Mekanisme pendampingan akan dilakukan dengan metode home visit, atau mendatangi satu per satu kediaman siswa masing-masing," ungkapnya melalui sambungan telepon, Rabu (30/11/2022).

Baca juga: DP3A Kabupaten Malang Beri Pendampingan Psikologis kepada 600 Korban Tragedi Kanjuruhan

Khusus kepada terduga pelaku, Arbani menegaskan proses pendampingan itu bukan berarti menyalahkan masing-masing personal sebagai pelaku perundungan. Sebaliknya, justru akan mengupayakan perbaikan potensi masalah psikologis maupun psikososial yang kemungkinan mempengaruhi terduga pelaku.

"Anak-anak yang melakukan kekerasan atau perundungan seperti ini biasanya dipicu trauma masa kecil. Jadi harus dilakukan pendampingan, agar yang bersangkutan tidak melakukan hal-hal serupa dikemudian hari," terangnya.

Sementara, khusus pendampingan kepada korban, Arbani menyebut masih menunggu rekomendasi dokter. Pihaknya menunggu kondisi kesehatan fisiknya pulih.

"Nanti kalau dokter sudah memperbolehkan, sudah siap menerima kami, dan bisa diwawancara maka akan kami lakukan pendampingan," tutur Arbani.

Baca juga: Siswa Kelas 2 SD di Malang Dirundung Kakak Kelasnya, Ini Penyebab Bullying Menurut Psikolog

Sebelumnya diberitakan, MWF (7), salah satu siswa SDN 1 Jenggolo yang masih duduk di bangku kelas II diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh sekitar 7 kakak kelasnya yang telah duduk di kelas VI, sepulang dari sekolah, Jumat (11/11/2022) lalu.

Diduga akibat perundungan itu, korban mengalami kejang-kejang dan koma hingga dilarikan ke rumah sakit. Sampai saat ini, korban masih menjalani perawatan di rumah sakit. Ia divonis pembengkakan dan pendarahan otak oleh dokter.

Sementara kepada para teduga pelaku yang berjumlah 7 siswa, polisi telah mentapkan mereka sebagai ABH (anak berhadapan dengan dengan hukum).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com