Dengan alasan nama tugu itu, Pemerintah Hindia Belanda sempat mengancam akan membongkarnya.
Namun dengan adanya mediasi kembali yang dilakukan antara Pakubuwana X dengan Pemerintah Hindia Belanda, akhirnya nama resmi tugu yang berdiri hingga sekarang adalah Tugu Kebangkitan Nasioanl.
Baca juga: Tugu Keris Siginjai di Jambi: Bentuk, Makna, dan Wisata
Tugu Kebangkitan Nasional kemudian dikenal sebagai Tugu Lilin. Hal ini karena, bentuknya mirip seperti lilin dengan api menyala di bagian puncaknya.
Lilin disimbolkan sebagai penerang dan harapan untuk pejuang pada zaman dahulu yang berjuang mati-matian untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Beton Tugu Lilin berdiri di atas landasan segi empat. Yang mana, landasan ini berada di atas landasan segi empat lainnya dengan ukuran lebih besar.
Bangunan tugu mirip dengan candi, namun yang membedakan tidak ada ukiran berbentuk kepala naga di bagian lengan undakan.
Tugu Lilin juga tidak memiliki bentuk tradisional yang mencolok.
Tugu Lilin menjadi lambang resmi Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo (Persis) pada tahun 1923.
Pada tahun 1953, Tugu Lilin dijadikan sebagai bagian logo Kota Solo. Tugu Lilin menjadi salah satu ikon Kota Solo sebagai lambang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Keberadaan tugu diharapkan mampu memahami nilai sejarah dan peninggalannya. Kota Solo yang kaya sejarah ini juga dapat dijadikan destinasi wisata sejarah.
(Editor: Setyo Puji)
Sumber:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.