Pengalaman itu diunggah dalam sebuah akun media sosial (medsos) Twitter @SoloMenfess. Pemilik akun tersebut juga memposting foto percakapan diduga dilakukan antara penumpang dengan driver BST. Dalam percakapan itu driver BST menanyakan tidak adanya foto profil dari akun WhatsApp si penumpang.
Driver BST itu juga meminta si penumpang untuk mengiriminya foto. Tetapi permintaan driver BST itu ditolak oleh si penumpang dengan alasan foto pribadinya tidak boleh dikirim ke orang lain. Postingan akun @SoloMemfess itu langsung ditanggapi Gibran.
Melalui akun resminya @gibran_tweet, Gibran meminta akun tersebut menjelaskan kronologi pengamalan tidak menyenangkan yang diduga dilakukan oleh driver BST.
Baca juga: Bahlil Sebut Gibran Bahaya di Dunia Politik: Hati-hati Barang Ini
"Tolong DM. Saya pengen tahu kronologisnya," tulis Gibran dalam akunnya tersebut.
Setelah menelusuri laporan penumpang itu, Gibran akhirnya memberikan sanksi pemecatan terhadap sopir Bus Solo Trans (BST) diduga meminta foto pribadi penumpangnya melalui WhatsApp. Gibran juga meminta manajemen lebih selektif dalam merekrut sopir BST agar peristiwa memalukan itu tidak kembali terulang.
Laporan lain yang juga disampaikan di medsos dan mendapat tanggapan cepat dari Gibran adalah unggahan viral kasus dugaan pemukulan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di kawasan Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, di media sosial Twitter.
Dalam cerita yang diunggah dan telah dihapus oleh pengguna akun @txtdrberseragam, dugaan pemukulan itu dilayangkan anggota Paspampres ke seorang sopir truk dan dua kernetnya di lampu merah pertigaan Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (9/8/2022).
Setelah diduga melakukan pemukulan, sopir truk dimintai surat izin mengemudi (SIM). Namun, hingga cerita itu diunggah, belum ada etika baik dari anggota Paspampres itu.
Gibran merespon dengan cepat laporan yang diunggah ke medsos tersebut dengan melakukan pencarian terduga anggota Paspampres untuk verifikasi.
Baca juga: Senang Puan dan Ganjar Akrab, Gibran: Acara di Kota Solo Ini Memang Menyatukan Banyak Tokoh Ya
Kemudian pada Jumat (12/8/2022) pukul 09.26 WIB, @txtdrberseragam telah mengunggah posting bahwa permasalahan dugaan pemukulan telah terselesaikan dan SIM sudah dikembalikan.
"Untuk permasalahan terkait SIM tadi malam sudah clear ya gais dan sudah admin takedown postingan semalam??????????," tweet akun @txtdrberseragam, yang disertai DM (Direct Massage) dari anak korban.
Pada Jumat (12/8/2022) sekitar pukul 10.43, anggota Paspampres yang terduga melakukan pemukulan dan korban bertemu dengan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka di Balai Kota Solo, Jawa Tengah.
Pertemuan dilaksanakan secara tertutup hingga pukul 11.09 WIB. Dari hasil pertemuan itu kejadian berada kawasan Jalan Ahmad Yani, Perempatan Girimulyo, Selasa (9/8/2022). Akhirnya, terduga anggota Paspampres mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.