Tim ini ada yang bertugas meng-upload informasi kegiatan, mengedit foto, membuat grafis baik kegiatan pribadinya maupun kegiatan yang ada di Pemkot Solo. Mereka juga mendapat akses untuk membalas pertanyaan netizen yang masuk ke Twitter.
Meskipun demikian, tim ini tidak bisa langsung memberikan jawaban mengenai laporan atau pertanyaan dari para netizen yang masuk. Mereka harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Gibran sebelum membalas pertanyaan atau laporan dari netizen di Twitter.
Oleh karena itu, Gibran membentuk grup WhatsApp untuk memudahkan dirinya berkomunikasi dengan tim medsos.
"Ada admin. (Tim) semua di luar pemkot. Semua data crawling. Biasanya admin langsung laporan semuanya. Kita punya WhatsApp grup," terang politisi muda dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Laporan masyarakat yang masuk ke Twitter Gibran cukup banyak dan beragam. Mereka ada yang sekadar iseng dan ada laporan yang benar-benar membutuhkan penanganan. Misalnya laporan jalan rusak, bantuan sosial (bansos), parkir, bus Batik Solo Trans (BST), pelecehan seksual dan lain-lain.
Menurut Gibran laporan-laporan tersebut ada yang disampaikan melalui direct message (DM), mention, hingga me-ngetag pesan di kolom komentar.
Baca juga: Munas Hipmi di Solo Ricuh, Gibran: Segera Selesaikan
"Jane rak tau (sebenarnya tidak pernah) saya lihat medsos. Iya mungkin pas perjalanan (untuk melihat-lihat medsos). Sok-sok (kadang-kadang) langsung saya balas," ungkap Gibran.
Meski masyarakat bisa leluasa menyampaikan laporannya melalui medsos, kata Gibran untuk laporan yang bersifat serius seperti pengajuan rumah susun (rusun), Kartu Indonesia Sehat (KIS) masyarakat harus menyampaikannya melalui surat resmi.
Gibran menyampaikan laporan yang disampaikan melalui Twitter adalah yang bersifat cepat penanganannya. Seperti kebakaran, jalan berlubang, begal dan lain-lain. Dari laporan itu, kata Gibran dirinya langsung meneruskan kepada dinas terkait agar dapat segera ditangani.
"Kalau lewat Twitter ya enggak mudeng. (Twitter) buat aduan yang cepat-cepat. Misalnya jalan berlubang, kabel nglewer, kebakaran itu kan luwih cepet (lebih cepat). Terus langsung saya teruskan ke dinas terkait," ungkap Gibran.
Ayah La Lembah Manah ini juga menjalin kerja sama dengan semua admin medsos di wilayah Solo. Seperti Info Cegatan Solo (ICS), diskon Solo, Kota Solo dan lain-lain. Gibran selalu menggelar pertemuan dengan mereka. Bukan untuk mengendalikan mereka.
Tetapi, kata Gibran seandainya ada masalah yang bisa langsung diselesaikan, akan dia selesaikan langsung tanpa harus menunggu laporan tersebut viral dulu di media sosial.
Baca juga: Pernikahan Kaesang dan Erina, Gibran: Tidak Ada Pawai atau Kirab
"Aku pengine dadi orang pertama yang ngerti sak durunge di-upload (saya penginnya jadi orang pertama yang mengerti sebelum di-upload)," kata dia.
"Enggak (untuk mengendalikan). Pesenku sebelum di-upload kasihkan saya dulu biar saya selesaikan dulu. Saya enggak pengin masalah itu ke mana-mana dulu. Koyo viral sik lagi ditangani (kaya viral dulu baru ditangani)," sambung Gibran.
Banyak laporan masyarakat yang disampaikan melalui Twitter dan langsung direspons dengan cepat oleh Gibran. Misalnya laporan terkait pengalaman tidak menyenangkan oleh penumpang Batik Solo Trans (BST). Peristiwa ini terjadi pada Selasa (21/12/2021) lalu.