"Latar belakang bantuan stimulan yang kemudian disebut Tuku Lemah Oleh Omah ini adalah untuk pemenuhan backlog, sekaligus upaya pengentasan kemiskinan di Jateng. Dimulai tahun 2020 sudah terealisasi 644 unit, dan tahun 2023 rencananya 615 unit," ujar Rani.
Kriteria penerima bantuan ini yang utama adalah warga yang belum memiliki rumah sendiri, masuk daftar DTKS Dinas Sosial, dan memiliki lahan.
Anggaran bantuan diambil dari APBD Pemerintah Provinsi Jateng senilai Rp 35 juta untuk pembelian material bahan bangunan dan bantuan sebesar Rp 1,8 juta untuk upah padat karya.
Rani menyebutkan, konstruksi bangunan menggunakan teknologi Ruspin (Rumah Sistem Panel Instan) yakni struktur beton precast yang tahan gempa hingga 8 SR.
Penerima bantuan cukup menyediakan fondasi umpak, kusen pintu dan jendela, plester lantai dan lain-lain untuk menyempurnakan rumah inti tipe 36.
Ditambahkan Rani, program bantuan ini dibagi dua jenis, yakni mandiri dan komunitas.
Mandiri artinya penerima bantuan menyediakan lahan dan membangun secara individu, sedangkan komunitas adalah penerima bantuan secara berkelompok atau bersama-sama menyediakan lahan di satu lokasi.
Baca juga: Perjuangan Bhabinkamtibmas Aiptu Nastain Membujuk ODGJ Berbahaya agar Berobat ke RSJ Magelang
Penerima bantuan mandiri banyak di Semarang, Sragen, Sukoharjo, Brebes, Pemalang, Wonosobo, Kendal dan sebagainya.
Sementara yang komunitas ada di Kota Magelang, Brebes dan Cilacap mulai tahun 2022 ini.
"Untuk komunitas memang butuh kolaborasi yang baik, tidak hanya pemerintah provinsi Jateng saja tapi juga pemerintah daerah, pemerintah desa, dan CSR ikut bergerak agar prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) terpenuhi," tutup Rani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.