Tanah yang diperoleh berukuran 6 x 8 meter persegi, sedangkan bangunan rumah 6 x 6 meter persegi.
Bangunan rumah dibangun dengan sistem panel menggunakan sambungan baut sehingga tahan gempa.
Di rumah itu, dia tinggal bersama istri dan 3 anaknya. Menurut Ridwan, tinggal di rumah tapak jauh lebih nyaman dan aman dibanding di rusunawa.
Anak-anaknya lebih leluasa belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
"Di sini sudah ayem, enggak harus naik turun tangga sampai lantai 5. Lebih nyaman dan aman. Harga angsuran juga murah Rp 355.000 per bulan, daripada mengontrak rumah ke mana-mana, belum lagi tiap tahun kalau enggak (harga) nambah, ya, pindah," ucap Ridwan.
Kepala Bidang Perumahan dan Pertanahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Magelang, Heri Pracahyo menambahkan, Kota Magelang merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang mendapat bantuan Program Tuku Lemah Oleh Omah dari Pemerintah Provinsi Jateng.
Rumah yang dibangun ada 21 unit. Sebanyak 18 unit dibangun di Kampung Tulung dan sisanya di Kampung Wates, Kampung Gelangan dan Candimulyo (Kabupaten Magelang) masing-masing 1 unit.
Penerima progam ini sebagian besar warga eks Rusunawa Potrobangsan, Rusunawa Wates, dan Rumah Khusus (Rusus) Wates.
"Program ini sangat membantu warga, khususnya yang sebelumnya tinggal di rusunawa, karena mereka bisa membeli tanah bisa sekaligus dapat rumah dengan angsuran sangat ringan," ujar Heri.
Selain itu, program ini juga sangat membantu menekan angka backlog di Kota Magelang yang mencapai 9.000 unit.
Baca juga: Kabupaten Magelang Gelar Pilkades Serentak, Ratusan Polisi Dikerahkan
Ini menjadi wujud kolaborasi yang bagus antara Pemprov Jateng, Pemkot Magelang dan instansi lintas sektor lainnya.
Saat ini kompleks perumahan terus dilengkapi sarana prasarana umum, mulai dari sistem drainase, sanitasi, listrik, air bersih dan sebagainya.
"Mudah-mudahan ke depan menjadi percontohan permukiman yang sehat dan representatif," sebut Heri.
Sementara itu, Sub Koordinator Perumahan Swadaya Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jateng, Maharani Tri Hapsari menjelaskan, satu bentuk fasilitasi yang dilakukan pemerintah dalam dalam menyediakan rumah layak huni adalah dengan menyediakan bantuan stimulan bagi masyarakat untuk pembangunan rumah dalam rangka pemenuhan backlog di Provinsi Jawa Tengah.
Sejak 2020 program ini bergulir, sudah terealisasi 644 unit rumah tersebar di Jawa Tengah.
Rinciannya, tahun 2020 sebanyak 205 unit, tahun 2021 sebanyak 186 unit, tahun 2022 sebanyak 253 unit.