Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bapak dan Anak Bunuh Saudaranya, Diduga karena Pembagian Uang Jaga Jembatan Tidak Rata

Kompas.com - 25/11/2022, 18:49 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

OKU SELATAN, KOMPAS.com - Diduga lantaran pembagian uang hasil menjaga jembatan darurat tidak merata, Edwin Andrin (32) tewas dianiaya oleh bapak dan anak yang merupakan saudaranya sendiri hingga tewas.

Kedua pelaku tersebut yakni Mulyadi Hartono (58) dan anaknya Parson Mandela (28). Kedua pelaku telah ditangkap dan menjalani pemeriksaan di Polres OKU Selatan, Sumatera Selatan.

Kapolres OKU Selatan, AKBP Indra Arya Yudha mengatakan, kejadian terjadi pada Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Nenek di Malang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pembunuhan

 

Mulanya, tersangka Mulyadi bersama Parson Mandela mendatangi korban yang sedang menunggu di pos jembatan darurat Simpang Pendagan, Kelurahan Pasar Muaradua, Kecamatan Muaradua, Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan.

Keduanya terlibat keributan terkait permasalahan uang hasil menjaga jembatan.

Lalu, tersangka Mulyadi menantang korban untuk berkelahi sehingga Edwin pun dikeroyok oleh tersangka Mulyadi bersama anaknya.

“Kedua pelaku menganiaya korban dengan senjata tajam jenis pisau. Korban meninggal dunia karena kehabisan darah,” kata Indra saat melakukan gelar perkara, Jumat (25/11/20222).

Baca juga: Cerita Desti, Mengabdi 14 tahun Jadi Guru Honorer di Bandung, Gaji Hanya Rp 1 Jutaan

Kapolres menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, korban mengalami empat luka tusuk di tubuhnya.

Dua jam dari peristiwa tersebut, Satreskrim Polres OKU Selatan menangkap keduanya bersama barang bukti yang digunakan untuk membunuh korban.

“Antara korban dan kedua tersangka, kami dapatkan informasi dari saksi dan keluarga masih hubungan kekerabatan, sedekat apa hubungannya akan didalami kembali. Kedua tersangka ini adalah ayah dan anak,” ujar Indra.

Atas perbuatannya, kedua tersangka terancam dikenakan pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan dan pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman penjara selama 20 tahun.

“Penyebabnya, menurut informasi pemeriksaan yang kami dalami adalah masalah ekonomi antara keduanya. Karena masing-masing ada selisih paham, akhirnya mengalami ketersinggungan, yang kami sesali kenapa di sini setiap terjadi perselisihan selalu dilakukan dengan menggunakan sajam,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com