OKI, KOMPAS.com- Hamparan pohon nipah membentang luas sepanjang perairan Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Sepanjang aliran sungai yang menghubungkan ke laut lepas pesisir Selat Bangka tersebut terdapat banyak pohon mangrove yang menjadi pondasi terakhir untuk mencegah air laut saat pasang.
Desa Simpang Tiga Abadi, Kecamatan Tulung Selapan, terletak paling ujung perbatasan laut dan sungai yang ada di Kabupaten OKI.
Baca juga: Deklarasi Kebangkitan Alam Hutan Bakau dari G20 Bali
Mayoritas warga di sana merupakan petani tambak ikan bandeng, udang serta walet.
Karena kawasan paling ujung Sumatera Selatan, di lokasi ini pun masih sulit untuk mendapatkan aliran listrik dan sinyal handphone.
Rata-rata warga setempat menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menggunakan peralatan elektronik seperti TV ataupun untuk mengecas handphone dan menghidupkan lampu saat malam hari.
Desa Simpang Tiga Abadi pada 1990 masih masuk dalam teritorial wilayah Desa Sungai Betok.
Saat itu, banyak warga pendatang dari suku Bugis, Sulawesi Selatan yang tinggal dan menetap di atas perairan sungai.
Baca juga: Kenapa Hutan Mangrove Sangat Penting bagi Ekologi?
Masyarakat daratan sekitar Kecamatan Tulung Selapan pun sering menjuluki warga yang tinggal di daerah tersebut, sebagai orang perairan.
Sebab, mereka tinggal persis di atas perairan mendekati laut. Sementara, tanah daratan hanya ada beberapa jengkal saja untuk mendirikan rumah maupun sarang walet.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.