Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkendala Pergub, Puluhan Ton Rumput Laut di Lembata Tak Terjual, Bupati: Saya Akan Temui Gubernur

Kompas.com - 23/11/2022, 11:07 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Stanislaus menambahkan, sebelum pemberlakuan Pergub, mereka menjual rumput laut ke Makassar dengan harga yang dinilai cukup bagus.

Namun setelah ada Pergub mereka kadang merugi dan tidak bisa menjual ke luar NTT.

Pengepul lain, Syarifudin Lamablawa mengaku kewalahan dengan pemberlakuan Pergub tersebut.

Baca juga: Siswi SMP di NTT Diduga Diperkosa dan Dibunuh, Terduga Pelaku Ditangkap

Warga Desa Kolipadan, Kecamatan Ile Ape ini menilai, aturan tersebut telah menabrak prinsip pasar global, yang mana mengharuskan, semua orang bisa dan kapan saja memasarkan hasil komoditinya ke luar daerah.

Syarifudin pun memilih enggan membeli rumput laut dari petani karena takut rusak ketika tidak cepat terjual.

"Saya punya kurang lebih belasan ton disimpan begitu saja di gudang. Belum terhitung milik petani yang jumlahnya juga bisa mencapai belasan ton," katanya.

"Kasihan petani, barang ada tapi mau beli dari mereka bagaimana, sementara di kita masih menumpuk. Ini saja kita sudah rugi banyak sekali," tambahnya.

Baca juga: Dengan Digendong, IRT di NTT Melapor ke Kantor Polisi, Dianiaya Tetangga hingga Tak Bisa Jalan

Zainudin petani rumput laut asal Desa Kolipadan mengungkapkan hal serupa. Zainudin kewalahan menjual hasil komoditi rumput laut lantaran para pengepul enggan membelinya.

"Sudah mau dua bulan mereka tidak datang timbang, katanya pemerintah larang jual ke luar," ujarnya.

Ia berharap pemerintah membantu mencarikan solusi, sehingga rumput laut yang ada bisa dijual demi menopang kehidupan ekonomi keluarga.

"Ini satu-satunya pekerjaan kami, kalau larang siapa yang kasi kami makan, urus anak sekolah, urus keluarga lain-lain lagi bagaimana," kata dia.

Baca juga: Nekat Melompat ke Laut Saat Kapal Berlayar, Pria Asal Lembata Hilang

Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa berjanji akan menemui Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat untuk membicarakan masalah tersebut.

"Saya akan memfasilitasi ini ke pemerintah provinsi untuk mencari solusi, jalan terbaik," katanya.

Menurutnya, harga rumput laut memang menjadi persoalan utama yang dialami petani dan pengepul di Lembata.

Oleh sebab itu dirinya akan bertemu Gubernur NTT, termasuk membahas Pergub tentang Tata Niaga Komoditas Perikanan.

"Memang persoalan di harga, mereka menyampaikan harga yang biasa diambil beberapa perusahaan itu Rp 24.000 per kg, sementara masyarakat mau harga yang lebih besar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com