Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2022, 07:49 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 268 orang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, jumlah tersebut berdasar informasi per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 Wib.

Lalu, korban yang sudah teridentifikasi sebanyak adalah 122 orang. Untuk korban hilang yang masih dalam pencarian sebanyak 151 orang.

Baca juga: Hari ini Tim SAR Gabungan Fokus Cari 151 Korban Gempa Cianjur yang Hilang

"Masih ada korban hilang sejumlah 151 orang, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan," ujar Suharyanto dalam siaran pers yang diunggah di website resmi BNPB, bnpb.go.id, Selasa.

Pihaknya juga memastikan akan memperbarui data-data soal dampak dan penanganan gempa Cianjur setiap hari.

Baca juga: BNPB Catat 21.282 Rumah Rusak Dampak Gempa Cianjur

"Setiap sore akan ada update penanganan bencana dari Posko Tanggap Darurat yang ada di kantor Bupati Cianjur," jelas Suharyanto.

Korban trauma

Warga Cianjur ogah tidur di dalam rumah karena takut dengan gempa susulanIstimewa untuk Kompas.com Warga Cianjur ogah tidur di dalam rumah karena takut dengan gempa susulan
Sementara itu, salah satu korban gempa Cianjur Egi Sugiharto (30), warga Bayubud, Rancagoong, Cianjur, mengaku masih trauma.

Dirinya dan keluarga memilih tidur di luar rumah bersama warga lain. Egi juga mengaku mengurangi aktivitas dalam rumah pada siang hari.

"Pokoknya masih pada takut apalagi sampai saat ini masih terasa ada gempa," kata Egi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/11/2022) malam.

Dari pantauan Kompas.com, Egi bersama belasan warga lainnya membuat tenda dari terpal untuk tidur di halaman rumah.

"Kebetulan ada area bekas pesawahan di dekat perkampungan jadi memanfaatkannya," ujar Egi.

BMKG jelaskan soal potensi bencana lanjutan 

Dilansir dari situs resmi bmkg.go.id, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, masyarakat di sekitar lereng dan perbukitan serta bantaran sungai diminta waspada potensi longsor dan banjir bandang.

Menurutnya, wilaya di perbukitan menjadi rapuh usai terjadinya gempa. Laludiperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.

"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," imbuhnya dalam siaran pers Selasa (22/11/2022).

(Penulis : Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kemarau Panjang, Warga Bengkulu Mandi Sehari Sekali demi Hemat Air

Kemarau Panjang, Warga Bengkulu Mandi Sehari Sekali demi Hemat Air

Regional
Mencari Wisatawan China yang Hilang di Pink Beach Labuan Bajo, Sempat Terekam di Bibir Pantai

Mencari Wisatawan China yang Hilang di Pink Beach Labuan Bajo, Sempat Terekam di Bibir Pantai

Regional
Sudah 8 Hektar, Kebakaran di Gunung Lawu Berpotensi Masuk Ranah Pidana

Sudah 8 Hektar, Kebakaran di Gunung Lawu Berpotensi Masuk Ranah Pidana

Regional
BERITA FOTO: Kabut Asap Karhutla di Kampar Riau Makin Pekat

BERITA FOTO: Kabut Asap Karhutla di Kampar Riau Makin Pekat

Regional
14 Kecamatan di Ende Berstatus Awas Kekeringan, Risiko Kebakaran Hutan Meningkat

14 Kecamatan di Ende Berstatus Awas Kekeringan, Risiko Kebakaran Hutan Meningkat

Regional
Polisi Hentikan Sementara Kasus Dugaan Penganiayaan yang Dilakukan Eks Ketua Gerindra Semarang ke Kader PDI-P

Polisi Hentikan Sementara Kasus Dugaan Penganiayaan yang Dilakukan Eks Ketua Gerindra Semarang ke Kader PDI-P

Regional
Kemarau, Bunga Rafflesia di Bengkulu Tak Mekar Sempurna

Kemarau, Bunga Rafflesia di Bengkulu Tak Mekar Sempurna

Regional
Babak Baru Kasus Korupsi RSUD Pasaman Barat, Penyidik Limpahkan 4 Berkas Perkara ke JPU

Babak Baru Kasus Korupsi RSUD Pasaman Barat, Penyidik Limpahkan 4 Berkas Perkara ke JPU

Regional
Update Kebakaran Gudang Rongsok di Pasar Kliwon Solo: Proses Pendinginan, Pemkot Hitung Kerugian Warga

Update Kebakaran Gudang Rongsok di Pasar Kliwon Solo: Proses Pendinginan, Pemkot Hitung Kerugian Warga

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Disekap Teman Pria di Kendari Selama 24 Hari, Korban Dicekoki Obat Penenang

Bocah Perempuan 15 Tahun Disekap Teman Pria di Kendari Selama 24 Hari, Korban Dicekoki Obat Penenang

Regional
Sumur Warga di Lombok Barat Tercemar, Berwarna Hijau dan Berbau BBM

Sumur Warga di Lombok Barat Tercemar, Berwarna Hijau dan Berbau BBM

Regional
Diare Jadi Penyakit Paling Subur di Semarang Selama Kemarau, Dinkes Imbau Warga Tunda Diet

Diare Jadi Penyakit Paling Subur di Semarang Selama Kemarau, Dinkes Imbau Warga Tunda Diet

Regional
Capaian Prestasi Banten Selama 23 Tahun Usai Berpisah dari Jabar

Capaian Prestasi Banten Selama 23 Tahun Usai Berpisah dari Jabar

Regional
Terpidana Kasus Korupsi PMB Unila Meninggal Dunia di Lapas Usai Main Pingpong

Terpidana Kasus Korupsi PMB Unila Meninggal Dunia di Lapas Usai Main Pingpong

Regional
Camat di Maluku Jadi Tersangka Pemerkosaan Siswi SMK

Camat di Maluku Jadi Tersangka Pemerkosaan Siswi SMK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com