KUPANG, KOMPAS.com - Marsalina Poko, warga RT 06, RW 04, Desa Retraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus pasrah melihat rumahnya rata dengan tanah saat gempa magnitudo 5,5 mengguncang wilayah itu, Minggu (20/11/2022) malam.
Saat kejadian, Marsalina bersama dua anaknya sedang berada di dalam rumah. Sementara suaminya, Haryanto Poko, sedang berada di Kota Kupang.
Baca juga: Dampak Gempa di Kupang, 8 Rumah Warga Rusak, Anak-anak Trauma
"Tadi malam itu guncangan sangat besar, sehingga rumah langsung retak," kata Marsalina di Kupang, Senin (21/11/2022).
Saat guncangan itu, dia bersama kedua anaknya langsung lari ke luar rumah.
"Waktu kami berdiri di depan rumah, ada guncangan lagi sehingga rumah roboh perlahan-lahan dari bagian belakang hingga rata dengan tanah," ungkap dia.
Akibatnya, lanjut Marsalina, sejumlah berkas penting, peralatan dapur, dan beberapa barang lainnya tidak bisa diselamatkan.
Marsalina dan anaknya hanya membawa pakaian di badan. Sandal jepit yang ia kenakan kini juga pemberian tetangga yang prihatin dengan mereka.
Ia lalu menghubungi suaminya lewat ponsel dan memintanya segera kembali ke rumah.
Sementara itu, Haryanto Poko mengaku, usai menerima telepon dari istrinya, langsung bergegas kembali ke rumahnya.
"Ketika pulang, rumah sudah dalam keadaan rata tanah. Syukur istri dan kedua anak saya selamat," ucapnya.
Haryanto dan Marsalina mendapat bantuan logistik berupa terpal, peralatan dapur, beras, dan makanan instan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang.
Hingga saat ini, data yang tercatat oleh BPBD Kabupaten Kupang, delapan rumah rusak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.