UNGARAN, KOMPAS.com - Pancaran kesederhanaan jelas terlihat di wajah Suroso (50), warga Dusun Kalibening, Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang.
Namun siapa sangka, di balik itu ada tanggung jawab dan integritas yang dijaganya.
Suroso pada Kamis (17/11/2022), menolak uang pemberian anggota DPR RI Dedi Mulyadi saat kunjungan ke lokasi pembibitan alpukat di Dusun Kalibening.
Baca juga: Saat Hansip Tolak Uang Rp 2,5 Juta karena Patuh Perintah Kepala Dusun
Uang Rp 500.000 hingga Rp 2,5 juta, tak mampu menggoyahkan Suroso untuk meninggalkan tugasnya.
Ditemui Senin (21/11/2022) sore, Suroso baru saja pulang dari bekerja.
"Serabutan, kerja di kebun, kadang mencangkul, angkat bibit dan pupuk. Bayarannya per hari Rp 70.000, tapi paling seminggu kerja dua atau tiga kali," jelasnya.
Suroso kembali menceritakan pertemuannya dengan Dedi Mulyadi.
"Malam sebelum acara itu, dikabari Pak Kadus. Akan ada rombongan 20 mobil dari DPR RI akan meninjau kebun alpukat. Saya dapat tugas jaga jalan untuk mengarahkan dari Tugu Alpukat," ungkapnya.
Baca juga: Dedi Mulyadi Cemas Gerakan Ketahanan Pangan Saat Ini, Sebut Hanya Formalitas
"Saat jaga esok harinya itu, ada mobil yang berhenti di dekat saya. Cuma satu mobil, saya kira akan ngecek lokasi. Ada penumpang yang turun minta diantar, tapi saya tidak mau. Saya kalau mau mengantar akan diberi uang, tapi tetap tidak mau," kata Suroso.
Dia mengaku tidak tahu kalau yang berbicara dengannya itu adalah Dedi Mulyadi, yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Purwakarta.
"Tidak tahu, tidak menyangka juga kalau anggota DPR RI. Tapi memang saya diminta pak Kadus jaga saja, ya saya jalankan perintah itu," ungkapnya.
Suroso juga kaget saat Dedi yang sudah berjalan ke mobil, kembali menemui dirinya dan menyerahkan uang Rp 2,5 juta.
"Pak Dedi saat itu mencium tangan saya dua kali, saya terus terang grogi dan tidak bisa berkata banyak, cuma terima kasih sambil 'ndredeg' karena tak menyangka," paparnya.
Selain itu, Suroso juga tak percaya Dedi mampir ke rumahnya.