Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Antisipasi Ancaman Longsor Kembali, Mensos Sarankan Penanganan Bencana Berbasis Kearifan Lokal

Kompas.com - 19/11/2022, 20:37 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Lampu hijau dari Gubernur Sulsel

Mendapat saran dari Mensos Risma, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pun memberikan lampu hijau terhadap penanganan bencana dengan kearifan lokal.

Ia menyatakan telah siap mengerahkan petugas untuk melakukan pengecekan secara teknikal seperti yang disampaikan Mensos Risma dan bagaimana pengerjaan tanggul guna menahan laju air sungai.

"Masukan ibu menteri sangat baik sekali, strategis dan taktis untuk petugas kami di lapangan. Pasalnya, beliau berpengalaman juga melakukan hal-hal pengerjaan semacam ini di wilayah Surabaya," kata orang nomor satu di Provinsi Sulsel itu.

Baca juga: Empat Kecamatan Terendam Banjir di Kota Parepare Sulsel, Tim SAR Evakuasi Ratusan Warga Terjebak

Hal paling penting, lanjut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel memastikan bahwa akan ada tindaklanjut sebagai indikatif solusi dari kedatangan Mensos Risma.

"Untuk kemudian, kami bawa pada ruang desain sesuai kaidah engineering. Lalu, kami aktualisasi nantinya ketika memang itu adalah indikatif yang menjadi solusi untuk dilaksanakan," ucap Andi.

Penyerahan santunan

Selain meninjau lokasi dan memberi sumbangsih pemikiran terhadap penanganan longsor, Risma juga menemui ahli waris korban meninggal dunia untuk menyerahkan santunan masing-masing Rp 15 juta per korban jiwa.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Ashabul Kahfi menyebutkan bahwa kehadiran dan pemberian santunan dari Kementerian Sosial (Kemensos) merupakan bentuk kepedulian negara terhadap warga yang tengah mengalami kedukaan.

"Kehadiran kami pada hari ini, Sabtu (19/11/2022) dalam rangka melindungi keluarga korban sebagai bentuk kepedulian negara terhadap warga yang sedang berduka, mengalami bencana. Tadi kami sudah bagi santunan Rp 15 juta per korban jiwa," katanya yang turut hadir di lokasi dan menyerahkan santunan.

Seperti diketahui, bencana longsor akibat hujan deras disertai angin kencang telah melanda Desa Lonjoboko, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, pada Rabu (16/11/2022) sekitar pukul 18.30 Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Baca juga: 73 Persen Wilayah Banjarnegara Rawan Bencana, Tahun Ini Telah Terjadi 342 Kejadian

Akibat bencana tersebut, terdapat tujuh orang menjadi korban saat melintasi akses jalan menuju Malino yang tertimbun tanah longsor.

Adapun korban meninggal dunia tersebut, di antaranya Nuraeni (47) dan Jumriah (37), warga Dusun Kasuarang, Desa Arabika, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Keduanya menjadi korban usai kendaraan yang mereka tumpangi tertimpa longsoran tanah.

Kemudian, aNurhaya Ningsih (24), warga dari Dusun Borong Sapiria, Desa Lonjoboko, Kabupaten Gowa. Korban meninggal lainnya, yaitu Sunaria (38) dan Daeng Ngasseng (60), warga Dusun Kunyika, Desa Lonjoboko, Kabupaten Gowa.

Adapun korban keenam, yaitu Nur Syamsiah (25). Sementara itu, satu korban terakhir, Muhammad Royan (5), masih dalam upaya pencarian. Hingga saat ini, setidaknya 100 orang korban longsor masih mengungsi ke tempat yang lebih aman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com