MANOKWARI, KOMPAS.com - Jalan Trans Papua Barat yang menghubungkan antara kabupaten Manokwari, Tambrauw, dan Sorong sempat dipalang warga pada Sabtu (19/11/2022) siang.
Pemalangan jalan ini merupakan protes warga yang tidak terima adanya operasi penambangan emas ilegal.
Sebelumnya, puluhan anggota polisi yang terdiri dari Sabhara dan Brimob dikerahkan ke lokasi penambangan ilegal pada Jumat (18/11/2022).
Pengerahan personel polisi dipimpin langsung Kapolres AKBP. Parisian Herman Gultom.
Baca juga: Eks Kabareskrim Dorong Dugaan Setoran Tambang Ilegal Ismail Bolong ke Pejabat Polri Diusut Pidana
"Iya benar, kami masih di lokasi" kata Herman dikonfirmasi Sabtu (19/11/2022).
"Kita hadir di sini melaksanakan tugas untuk melakukan penegakan hukum, terkait dengan penambangan ilegal, bukan penambangan rakyat. Jadi jika yang akan melakukan pertambangan rakyat dan dikelola sendiri kami persilakan," sambung dia.
Hendra menyebut bahwa pihaknya menyasar para pengusaha yang berlindung di balik hak ulayat dan melakukan penambangan secara ilegal.
"Pengusaha harus tahu kewajiban dan peraturan, dengan pemilik hak ulayat itu merupakan hal tersendiri. dan jika, pemilik hak ulayat melakukan aktivitas dengan menggunakan alat akan kita pisahkan. Selain itu, kita akan lakukan penertiban dan penegakan hukum," tegasnya.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih berada di lokasi untuk melakukan penertiban.
"Hari ini selesai ataupun besok, tentunya kita akan meninggalkan tempat ini dan kita akan duduk bersama untuk membicarakan apa yang disampaikan oleh Pak Ketua LMA," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.