Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Palang Jalan Trans Papua, Kapolres Manokwari: Penambangan Rakyat Silakan, yang Dilarang Penambangan Ilegal

Kompas.com - 19/11/2022, 18:27 WIB
Mohamad Adlu Raharusun,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

MANOKWARI, KOMPAS.com - Jalan Trans Papua Barat yang menghubungkan antara kabupaten Manokwari, Tambrauw, dan Sorong sempat dipalang warga pada Sabtu (19/11/2022) siang.

Pemalangan jalan ini merupakan protes warga yang tidak terima adanya operasi penambangan emas ilegal.

Sebelumnya, puluhan anggota polisi yang terdiri dari Sabhara dan Brimob dikerahkan ke lokasi penambangan ilegal pada Jumat (18/11/2022).

Pengerahan personel polisi dipimpin langsung Kapolres AKBP. Parisian Herman Gultom.

Baca juga: Eks Kabareskrim Dorong Dugaan Setoran Tambang Ilegal Ismail Bolong ke Pejabat Polri Diusut Pidana

"Iya benar, kami masih di lokasi" kata Herman dikonfirmasi Sabtu (19/11/2022).

"Kita hadir di sini melaksanakan tugas untuk melakukan penegakan hukum, terkait dengan penambangan ilegal, bukan penambangan rakyat. Jadi jika yang akan melakukan pertambangan rakyat dan dikelola sendiri kami persilakan," sambung dia.

Hendra menyebut bahwa pihaknya menyasar para pengusaha yang berlindung di balik hak ulayat dan melakukan penambangan secara ilegal.

"Pengusaha harus tahu kewajiban dan peraturan, dengan pemilik hak ulayat itu merupakan hal tersendiri. dan jika, pemilik hak ulayat melakukan aktivitas dengan menggunakan alat akan kita pisahkan. Selain itu, kita akan lakukan penertiban dan penegakan hukum," tegasnya.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih berada di lokasi untuk melakukan penertiban.

"Hari ini selesai ataupun besok, tentunya kita akan meninggalkan tempat ini dan kita akan duduk bersama untuk membicarakan apa yang disampaikan oleh Pak Ketua LMA," ucapnya.

Meski pemalangan tersebut sempat menyebabkan macet selama beberapa jam, pihak kepolisian akhirnya berhasil membuka palang pada pukul 14.30 WIT.

Baca juga: Tersangka dan Barang Bukti Tambang Ilegal Marangkayu Diserahkan ke Kejari Tenggarong

Ketua Lembaga Masyarakat Adat LMA Distrik Masni, Soleman mempertanyakan alasan polisi melakukan penertiban dan penutupan aktivitas dan lokasi tambang Waserawi.

"Sebagai masyarakat awam tidak tahu tentang aturan-aturan tersebut, jadi tolong Pak Kapolres jelaskan tentang maksud dihentikannya pertambangan rakyat tersebut, karena rakyat hidup sudah bergantung dengan adanya tambang emas ini," kata Soleman

"Mau tutup tambang ini lalu kami masyarakat mau cari makan di mana?" ucapnya.

Soleman Manseni menyebut bahwa tambang emas tersebut selama ini memberikan dampak positif bagi keberlangsungan hidup Masyarakat lokal

"Kita bisa menyekolahkan anak - anak kita keluar daerah serta bisa membangun rumah yang layak dan banyak dampak positif lainnya kita rasakan dengan adanya tambang tersebut," katanya.

Hingga saat ini personel kepolisian masih berada di lokasi penambangan emas ilegal di kawasan Waserawi Distrik Masni Kabupaten Manokwari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com