BENGKULU, KOMPAS.com - Sejak dua hari terhitung Jumat (18/11/2022) hingga Sabtu (19/11/2022) setidaknya 13 gempa bumi menggoyang Bengkulu dengan kekuatan beragam mulai dari magnitudo 6,8 hingga 2,9.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan di Bengkulu, termasuk di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, yang terdekat dengan pusat gempa.
Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya aktivitas 13 gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 5,6.
Di mana gempa tersebut tercatat hingga Sabtu, pukul 01.36 WIB.
Gempa susulan berpusat pada tiga wilayah di Bengkulu. Seperti, Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko dan Kabupaten Seluma. Dengan magnitudo 2,9 hingga magnitudo 5,6.
Baca juga: Kejari Bengkulu Selatan Tetapkan 2 Tersangka Korupsi Harga Al Quran
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kepahiang Provinsi Bengkulu Anton Sugiharto mengatakan, setelah gempa magnitudo 6,8 di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, sudah terjadi 13 kali gempa susulan.
Pada Jumat, terjadi sembilan kali gempa susulan, dan empat kali gempa susulan pada Sabtu. Gempa berkekuatan magnitudo 2,9 hingga magnitudo 5,6.
"Untuk gempa susulan terus kami monitoring. Jika kami lihat trendnya, gempa susulan mulai menurun kekuatanya. Wilayah Bengkulu zona subduksi dan sesar-sesarnya sangat aktif," kata Anton, Sabtu (19/11/2022), saat dikonfirmasi.
Anton menjelaskan, penyebab gempa bumi di Pulau Enggano, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Gempa bumi itu akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," jelas Anton.
Baca juga: Gempa M 6,8 Guncang Bengkulu, tapi Warga Sama Sekali Tak Rasakan Getaran
Anton mengimbau, masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Lalu, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkas Anton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.