Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Kenalkan Sejarah Trenggalek, Disparbud Setempat Gelar Drama Tari di TMII

Kompas.com - 19/11/2022, 12:02 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Trenggalek Jawa Timur menggelar pertunjukan drama tari berjudul “Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih” dalam pekan seni budaya di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta (TMII), Jumat (18/11/2022).

Pertunjukan tersebut disajikan sebagai media pengenalan sejarah perjalanan Trenggalek yang dikemas dengan sajian drama tari menarik.

Adapun drama tari tersebut menampilkan simbol Prasasti Kamulan yang merupakan penanda hari jadi Kabupaten Trenggalek.

Tidak hanya itu, drama tari tersebut menggambarkan pula bahwa Kabupaten Trenggalek yang berada di pesisir selatan Pulau Jawa tidak hanya kaya akan alamnya, tetapi  juga sejarah dan seni budaya.

Untuk diketahui, Prasasti Kamulan sebelumnya berada cukup lama di Museum Tulungagung, Jawa Timur. Berkat upaya Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhammad Natanegara yang memberanikan sowan langsung ke Bupati Tulungagung, prasasti tersebut dapat kembali ke Trenggalek.

Baca juga: Perkenalkan Potensi Wisata, Trenggalek Tampilkan Kesenian Unggulan di Pentas Budaya TMII

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto mengatakan, pemilihan cerita tentang Prasasti Kamulan sengaja dipilih oleh pihaknya. Pasalnya, cerita ini menarik karena setelah dibawa ke Trenggalek, terdapat 17 versi cerita tentang Prasasti Kamulan.

“Ada salah satu tokoh yang membuat cerita tentang sejarah yang beliau ketahui. Cerita tersebut kami fragmenkan dan realisasikan menjadi sebuah drama tari,” terang Sunyoto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Ia berharap, setelah Prasasti Kamulan kembali ke Trenggalek, peristiwa sejarah Trenggalek dapat menjadi sumber inspirasi bagi kebudayaan Kabupaten Trenggalek.

“Tidak menutup kemungkinan bahwa sejarah ini bisa dijadikan inspirasi untuk dibuat pertunjukan ketoprak, ludruk, dan seni pertunjukan lain,” ujar Sunyoto.

Sebagai informasi, “Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih” menceritakan upaya penghentian pertikaian perang saudara antara kerajaan Panjalu dan Kediri.

Baca juga: Jajanan Khas Trenggalek yang Diburu Wisatawan, dari Keripik Tempe hingga Manco

Pada mulanya, kedua kerajaan ini adalah satu kesatuan yang dibagi oleh Raja Airlangga.

Saat Kediri dipimpin Raja Kertajaya, terjadi pemberontakan oleh Aji Worawari dari Kerajaan Tumapel yang ingin mengambil Kediri. Karena pertikaian tersebut, Kertajaya mengungsi ke Desa Kamulan.

Dalam pengungsian, Kertajaya mendirikan pesanggrahan untuk pemerintahannya. Berkat bantuan warga Kamulan, Kertajaya dapat memukul mundur musuh dan kembali menguasai Kediri.

Berkat jasa warga yang membantu Kertajaya, Kamulan diberikan tanah perdikan sehingga dibebaskan dari kewajiban membayar pajak dan diperbolehkan mengelola pajaknya sendiri. Mereka juga diberikan sebuah prasasti yang dinamai Prasasti Kamulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com