Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan Banyak Gelandangan dan ODGJ Hamil Berkali-kali, Pemprov Jateng Sebut Berpotensi Lahirkan Bayi Stunting

Kompas.com - 18/11/2022, 08:22 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ditemukan banyak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan pengemis, gelandangan, orang telantar (PGOT) di Jawa Tengah (Jateng) yang hamil berkali-kali tanpa diketahui.

Kehamilan tak diinginkan (KTD) itu berpotensi melahirkan bayi stunting. Sebagai catatan, angka prevalensi stunting di Jawa Tengah menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 masih menginjak 20,9 persen.

Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) dan Advokasi Dinas Perempuan dan Anak (DP3AP2KB) Jateng, Yuli Arsianto mengatakan selama ini intervensi pencegahan stunting fokus mengedukasi calon pengantin, ibu hamil, pasca persalianan, dan balita.

Baca juga: 3.174 Kasus Stunting di Sikka, Pemkab: Banyak Anak Stunting dari Keluarga Mampu

“Padahal kelompok seperti penyandang disabilitas, orang dengan gangguan jiwa, dan PGOT ini lebih rentan mengalami kehamilan dan tidak mengerti persoalan stunting,” kata Yuli kepada Kompas.com (17/11/2022).

Untuk itu, Pemprov Jateng berinisiatif menyasar kelompok rentan seperti ODGJ, PGOT, warga miskin, terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak (4T) yaang berotensi tinggi melahirkan bayi stunting.

Khususnya kelompok ODGJ yang tidak memahami kondisi tubuhnya saat menjalani kehamilan. Apalagi untuk pemenuhan gizi bagi janin dan ibu hamil.

“Banyak kasus di mana ODGJ hamil berkali-kali tapi enggak tahu siapa yang menghamili. Bisa dibilang kelompok ini rawan sekali anaknya mengalami stunting,” terangnya.

Dari pengamatannya di lapangan, selain rawan menjadi korban kekerasan, sebagian ODGJ terbilang masih memiliki nafsu biologis. Sehingga terkadang ODGJ melampiaskan nafsu itu tanpa memahami konsekuensinya.

Sebagai upaya pencegahan, pihaknya melakukan edukasi KB ke panti-panti ODGJ dan PGOT di Jateng. Sebanyak 146 penerima manfaat di panti mengikuti arahan KB berupa suntik atau implant.

“Untuk kontrasepsi menyesuaikan kondisi kesehatan mereka, karena tiap orang beda-beda kondisinya dan sudah kami cek terlebih dahulu,” imbuhnya.

Sejak Oktober lalu, Yuli berkeliling mulai dari Panti Pandowo di Kudus menyasar 46 orang, Panti Mardi Utomo menyasar 47 orang, dan Panti Ngudi Rahayu sebanyak 53 orang.

Baca juga: 6 Desa di Lembata Akan Jadi Rujukan Studi Banding Penanganan Masalah Stunting

“Panti-panti berikutnya masih kami agendakan lagi,” katanya.

Pihaknya telah mengidentifikasi kelompok rentan di Jateng untuk menentukan target yang tepat untuk mendapat layanan KB.

Dalam pelaksanaan program baru cegah stunting kelompok rentan (Ceting Ketan) itu, ia bekerja sama dengan BKKBN Jateng, Dinsos Jateng, OPD kabupaten/kota, panti sosial, akademisi, dan berbagai organisasi.

Ia juga mengimbau dinas sosial dan dinas kesehatan di kabupaten atau kota untuk menggunakan kontrasepsi jangka panjang bagi kelompok tersebut.

Selain di panti, pihaknya melakukan safari pelayanan KB untuk sasaran pasangan usia subur keluarga miskin dan kelompok berisiko yang masuk kategori 4T.

“Dengan program KB yang menyasar kelompok rentan ini kami harap bisa menekan angka stunting di Jateng lebih optimal lagi,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com