Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Bobby juga bercerita mengenai penanganan inflasi di Kota Medan. Adapun tingkat inflasi Kota Medan di Oktober 2022 sebesar 4,63 persen dan tingkat inflasi tahunan tercatat sebesar 5,56 persen year-on-year (yoy).
Wali Kota Bobby mengatakan, pemicu inflasi di Kota Medan pada umumnya disebabkan oleh faktor eksternal, seperti perubahan iklim, tersendatnya pasokan komoditas pangan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), gejolak politik luar negeri, hingga inflasi.
“Untuk mempertimbangkan banyaknya faktor eksternal dan kejutan yang mempengaruhi inflasi di Kota Medan, maka pengendalian laju inflasi di Kota Medan memerlukan kerja sama dan koordinasi antara Pemkot Medan, Bank Indonesia (BI), perguruan tinggi negeri (PTN), lembaga, dan dunia usaha,” jelas Bobby.
Maka dari itu, kata Bobby, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Medan bersama-sama dengan stakeholders lain telah merumuskan strategi dan upaya untuk mengendalikan inflasi di Kota Medan, khususnya untuk menghadapi ancaman resesi yang diperkirakan terjadi pada 2023.
Rumusan strategi tersebut, pertama, menjamin ketersediaan pasokan komoditas pangan pokok di Kota Medan melalui pengembangan kerja sama antar daerah (KAD), pengadaan mesin controlled atmosphere storage (CAS), dan melibatkan perusahaan umum daerah (PUD) Pasar Kota Medan.
Baca juga: Atasi Dampak Kenaikan Harga BBM, Pemkot Medan Gelontorkan Subsidi untuk 900 Unit Angkot
“Selain itu turut menjaga ketersediaan beras medium dalam jumlah yang cukup, melaksanakan penyuluhan terhadap pelaku usaha, pengembangan agribisnis melalui pengembangan tanaman hidroponik, peningkatan produksi hortikultura, peningkatan nilai pola pangan harapan (PPH) dan pembinaan kawasan rumah pangan lestari, serta penambahan tumbuhnya kelurahan mandiri pangan,” ucap Bobby.
Kedua, menjamin kelancaran distribusi barang dan jasa di Kota Medan dengan meningkatkan pelayanan penjualan langsung komoditi pangan melalui paket sembako, melaksanakan penyuluhan terhadap pelaku usaha, melaksanakan kerja sama dengan pelaku usaha, dan peningkatan pelayanan angkutan barang.
Ketiga, menjamin keterjangkauan harga dengan operasi pasar (OP) untuk komoditas beras maupun komoditas lain penyumbang inflasi, pasar murah, pemantauan harga bahan pangan pokok, serta pengembangan toko tani.
Keempat, pengembangan komunitas efektif untuk menyebarkan informasi soal perkembangan harga dan integrasi data untuk pemantauan harga bahan pangan strategis.
“Kelima, program perlindungan sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak kenaikan inflasi dengan memberikan bantuan untuk UMKM, subsidi bagi nelayan, subsidi transportasi untuk becak bermotor, sopir angkot, ojek online, dan penumpang, subsidi transportasi komoditas pangan, subsidi harga komoditas pangan dalam bentuk pasar murah, serta penciptaan lapangan pekerjaan,” kata Bobby.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.