Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah dan Pelaku Perundungan Siswi Tak Berjilbab Dipanggil DPRD untuk Pembinaan Khusus

Kompas.com - 15/11/2022, 17:19 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com- Kepala Komisi E DPRD Jawa Tengah Abdul Hamid memanggil Kepala Sekolah SMAN 1 Sumberlawang Sragen dan guru terduga pelaku perundungan siswi tak berhijab untuk pembinaan khusus di ruang rapat Komisi E, Kantor DPRD Jateng.

Ditemani Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng Suyanta, pihak terkait mengikuti audiensi sebagai bentuk tanggung jawab Kepsek dalam satuan Pendidikan di sekolah tersebut.

“Ini kita dalami dari proses audiensi, karena memang itu tidak hanya terjadi sekali tersebut ketika guru matematika yang menegur atau diindikasikan mem-bully siswa yang tidak memakai hijab,” kata Hamid, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: Viral Perundungan Siswi Tak Berjilbab, Disdikbud Jateng Tegaskan Sekolah Negeri Bukan Sekolah Agama

Pasalnya, menurut laporan per kasus, juga terdapat beberapa teman dan kakak kelas yang menegur korban yang memicu korban enggan berangkat ke sekolah.

Dalam pembinaan khusus, Komisi E meminta keterangan dari Disdikbud Jateng, Kepala Cabang Dinas, Kepsek, dan guru yang bersangkutan.

“Kami harap permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik sehingga si korban bisa melanjutkan sekolahnya,” ungkap politikus PKB itu.

Pihaknya memahami niat baik guru bersangkutan yang ingin mengingatkan siswinya. Akan tetapi cara yang menyudutkan siswi dinilai tidak tepat. Terlebih mengingat guru itu merupakan guru matematika dan bukan guru agama.

“Hak untuk beribadah dan berpakaian sesuai dengan adat, budaya, atau agama itu adalah hak masing-masing individu. Dan beribadah itu urusannya dengan Tuhan,” tegas Hamid.

Baca juga: Guru di Jateng Bakal Diminta Tanda Tangani Surat Pernyataan Buntut Kasus Perundungan Siswi Tak Berjilbab

Pihaknya menyadari potensi bullying ini tidak hanya di SMAN 1 Sumberlawang Sragen. Untuk itu pihaknya meminta masyarakat untuk ikut mengantisipasi hal-hal mengarah pada intoleransi semacam ini.

“Di negara Pancasila ini kami tidak mengharapkan ada pemaksaan pemaksaan hal tersebut walaupun sesama agama apalagi antara agama,” tegasnya.

Pihaknya akan memantau perkembangan langkah dari Disdikbud Jateng dan proses hukum dari Polres terkait. Ia tegas mendukung upaya perlindungan anak dan perbaikan di sektor pendidikan.

“Rekomendasi keras kita ya bagaimana sanksi untuk kepala sekolah dan guru yang berkaitan, karena ini dilakukan oleh guru di negara yang berasaskan Pancasila dan kita bukan negara yang berasas agama” jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tersangka Pembunuhan Iwan Boedi Tak Kunjung Terungkap, Pengacara Sebut Ada Motif Politik Libatkan Profesional

Tersangka Pembunuhan Iwan Boedi Tak Kunjung Terungkap, Pengacara Sebut Ada Motif Politik Libatkan Profesional

Regional
Siswi SMA Diperkosa 6 Remaja di Alor, Pelaku Videokan Aksinya

Siswi SMA Diperkosa 6 Remaja di Alor, Pelaku Videokan Aksinya

Regional
Kasus Brimob di Riau Setor Rp 650 Juta ke Atasan, Kompol Petrus dan 7 Polisi Ditahan

Kasus Brimob di Riau Setor Rp 650 Juta ke Atasan, Kompol Petrus dan 7 Polisi Ditahan

Regional
Polisi Gagalkan Pengiriman 7 Korban Perdagangan Orang ke Malaysia, Pelaku Dibayar Rp 150.000

Polisi Gagalkan Pengiriman 7 Korban Perdagangan Orang ke Malaysia, Pelaku Dibayar Rp 150.000

Regional
Penghentian Pungutan Retribusi pada Wisatawan di Taman Nasional Komodo

Penghentian Pungutan Retribusi pada Wisatawan di Taman Nasional Komodo

Regional
Jambret di Pekanbaru yang Tewaskan Korbannya Ditangkap, Kedua Kakinya Ditembak

Jambret di Pekanbaru yang Tewaskan Korbannya Ditangkap, Kedua Kakinya Ditembak

Regional
Wakapolsek Katibung Lampung Selatan Meninggal Saat Tunaikan Haji

Wakapolsek Katibung Lampung Selatan Meninggal Saat Tunaikan Haji

Regional
Warga Segel Kantor Desa Pangkalan Purwakarta, Tuntut Transparansi Dana Desa 2022

Warga Segel Kantor Desa Pangkalan Purwakarta, Tuntut Transparansi Dana Desa 2022

Regional
332 Hewan Kurban di Banten Terjangkit LSD,  10.000 Vaksin Disiapkan

332 Hewan Kurban di Banten Terjangkit LSD,  10.000 Vaksin Disiapkan

Regional
Pengamat Politik Dorong Pemilu dengan Sistem Proporsional Terbuka agar Rakyat Punya Peran Pilih Pemimpinnya

Pengamat Politik Dorong Pemilu dengan Sistem Proporsional Terbuka agar Rakyat Punya Peran Pilih Pemimpinnya

Regional
Mencari Keadilan untuk Owie, Anjing yang Mati Diracun di Rumah Penjagal di Magelang

Mencari Keadilan untuk Owie, Anjing yang Mati Diracun di Rumah Penjagal di Magelang

Regional
Tak Sesuai Peruntukan, 20 Ton Ikan Salem Impor Disegel KKP

Tak Sesuai Peruntukan, 20 Ton Ikan Salem Impor Disegel KKP

Regional
Wapres Kunjungi BIE Lobam, Tinjau Pionir Kawasan Industri Halal

Wapres Kunjungi BIE Lobam, Tinjau Pionir Kawasan Industri Halal

Regional
Api di Tungku Belum Padam, Rumah di Kabupaten Semarang Terbakar

Api di Tungku Belum Padam, Rumah di Kabupaten Semarang Terbakar

Regional
Korupsi Rp 927 Juta, Kades Ulu Maras Kepri Terancam 20 Tahun Penjara

Korupsi Rp 927 Juta, Kades Ulu Maras Kepri Terancam 20 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com