Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bohito, Minuman Tradisional di Tepi Danau Limboto yang Menghangatkan Pemancing

Kompas.com - 14/11/2022, 20:53 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Lima orang pemancing tradisional di Danau Limboto, Gorontalo, berjalan pulang saat matahari sudah meninggi, mereka berjalan kaki menyusuri tepi danau yang becek akibat air hujan yang belum mengering.

Tidak berapa lama mereka menemukan jalan aspal yang kanan kirinya terdapat nipah lebat, mereka singgah ke warung semipermanen milik Mirnawati Otoluwa (39), perempuan asal Pohuwayama (Paguyaman), Kabupaten Boalemo yang menyewa tempat di Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto, sudah 3 tahun ia di sini.

“Mereka membeli bohito 2 botol,” kata Mirnawati Otoluwa setelah para pemancing berlalu, Minggu (13/11/2022).

Baca juga: 5 Minuman Tradisional Menyehatkan Cocok bagi Siswa Saat Musim Hujan

Bohito adalah minuman tradisional yang terbuat dari nira segar pohon enau. Bohito yang terlihat putih keruh ini menjadi andalan pendapatan sehari-harinya. Ia hanya menjual, setiap pagi ada yang mengantarkan ke warungnya.

Hari ini ada 34 botol bohito yang berjejer di warungnya, minuman ini diisi dalam bekas botol plastik air minum dalam kemasan ukuran 600 ml. Sebotolnya ia jual Rp 5.000.

“Paling banyak yang membeli adalah nelayan yang memancing di danau, kadang-kadang orang yang mampir dari perjalanan jauh,” ujar Mirnawati.

Warung Mirnawati tepat berada di jalur trans Sulawesi, mobil-mobil antarprovinsi lalu lalang di depannya, berbagai kendaraan mulai dari mobil truk, bak terbuka, penumpang, hingga pemotor.

Di ruas jalan ini tidak hanya Mirnawati yang menyuguhkan bohito segar. Ada 3 warung yang memajang bohito ini di warungnya, yang membedakan Mirnawati dengan yang lain adalah ia hanya menjual bohito, sementara yang lain ditambahkan jual ikan air tawar segar.

Ruas jalan ini sebenarnya masih bagian dari danau, di sekitarnya masih banyak ditumbuhi nipah yang lebat, kanan kiri jalan adalah sawah atau lahan yang dibiarkan menjadi rawa.

Baca juga: Mencicipi Wedang Tahu, Minuman Tradisional Berkhasiat Khas Semarang

Di ruas jalan ini juga aspalnya selalu rusak berlubang, menandakan dasarnya yang masih berasa lumpur tak mampu menahan beban. Beberapa tahun terakhir ini jalan aspal sudah diganti dengan beton cor tebal, tidak ada lagi lubang menganga.

Beberapa rumah di sisi jalan sudah lama ditinggalkan pemiliknya, jika hujan air meluap dan merendamnya berhari-hari. Bahkan tumpukan pasir di karung yang dijadikan penahan luapan air tak mampu membendung kekuatan alam ini, hanyut bersama kayu penopangnya.

Di ruas jalan ini adalah tempat yang sangat nyaman, uap air berlimpah jenuh, meski orang menyebut Negeri Gorontalo memiliki 2 matahari karena terkenal memiliki hawa yang panas. Namun tidak di sini. Angin yang bertiup di danau selalu membawa udara lembab, ditambah kanan kiri jalan dinaungi pepohonan.

Setiap hari pada pagi sebelum jam 09.00 Wita, Anton Igirisa yang 40 tahun terakhir jadi warga Desa Ulatapo B Kecamatan Talaga Biru mengantar bohito di warung Mirnawati, ia membawa beberapa jeriken besar dan kecil dalam gendongan kayu yang dimuat di motornya.

Jeriken-jeriken yang dibawanya ini setara 150 botol ukuran 600 ml. Sambil bercanda dengan tukang gali pasir di samping warung Mirnawati, Anton Igirisa menurunkan jualannya.

“Sejak kecil saat kelas 4 atau 5 sekolah dasar saya sudah membawa-bawa bohito di sekitar Pasar Bulila, dulu pakai sepeda ontel,” ujar Anton Igirisa.

Baca juga: Wisata ke Detuwulu Ende, Ada Air Terjun dan Minuman Tradisional Flores

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Regional
Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Regional
Kronologi Wanita di Semarang Ditusuk Mantan Suami di Depan Rumah Bos

Kronologi Wanita di Semarang Ditusuk Mantan Suami di Depan Rumah Bos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com