MALANG, KOMPAS.com - Berbagai pihak memprediksi adanya lonjakan kasus Covid-19 pada momen perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2023 atau Nataru.
Kondisi itu membuat para pengusaha tempat penginapan dan tempat makan harap-harap cemas.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basuki berharap tidak adanya penerapan pembatasan aktivitas masyarakat pada momen Nataru mendatang.
Menurutnya, momen tersebut merupakan salah satu masa 'panen' dari para pengusaha di bidang pariwisata.
Bila penerapan pembatasan kegiatan dilakukan, dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap tingkat keterisian tamu atau okupansi hotel-hotel di Kota Malang.
"Tentu kami agak waswas, tetapi semoga tidak sampai terjadi isu pembatasan aktivitas masyarakat. Sebab jika itu terjadi, juga akan berpengaruh terhadap keinginan kami mengadakan event natal dan tahun baru," kata Agoes pada Senin (14/11/2022).
Sebagai informasi, kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir di Indonesia mengalami peningkatan.
Laporan Satgas Covid-19 pada Selasa (8/11/2022), ada sebanyak 6.601 kasus baru. Lonjakan kasus ini disebut dipengaruhi masuknya varian baru Omicron sub varian XBB.
Lebih lanjut, Agoes mengungkapkan, okupansi hotel-hotel di Kota Malang pada tahun 2022 ini tergolong cukup baik dibandingkan saat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021 lalu.
"Okupansi tahun 2022 ini secara keseluruhan sangat bagus. Bahkan, lebih bagus juga dibandingkan tahun 2019 lalu, sebelum pandemi Covid-19. Terakhir untuk Oktober 2022, itu okupansi rata-rata sekitar 70 persen," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.