JAYAPURA, KOMPAS.com - Proses pencarian warga yang hilang ketika terjadi amuk massa di Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, pada Sabtu (12/11/2022) malam, akhirnya membuahkan hasil.
Polisi berhasil menemukan enam korban di beberapa lokasi berbeda.
Namun salah satu korban bernama Iqbal ditemukan dalam keadaan tewas.
"Pencarian berlangsung dari Minggu (13/11/2022) pagi pukul 08.30 WIT hingga 19.00 WIT, dilakukan di sekitar TKP pembakaran yang dilakukan oleh massa dan ditemukan enam korban yang di antaranya lima pekerja atas nama M. Nasir (34), Alif Padang (48), Randa (37), Lukman (21), Willy (35) dan satu penjaga kios bernama Iqbal," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, melalui keterangan tertulis, Senin (14/11/2022).
Warga yang sempat hilang, terang Kamal, diselamatkan oleh masyarakat setempat dan disembunyikan dari massa yang saat itu masih tersulut emosi.
Baca juga: Situasi Keamanan di Dogiyai Memanas Pasca-amuk Massa, Polda Papua Kirim 2 SST Brimob
M. Nasir, Randa, dan Alif misalnya. Mereka disembunyikan masyarakat di dalam Pastoran Kampung Bukapa.
"Untuk korban M. Nasir, Alif dan juga Randa ditemukan pihak kepolisian sekitar pukul 12.43 WIT di rumah milik Pastoran di Kampung Bukapa, mereka bertiga diamankan oleh masyarakat sekitar setelah dapat melarikan diri dari amukan massa,” kata Kamal.
Baca juga: Amuk Massa di Dogiyai Papua Berlanjut, 6 Kantor Pemerintahan Hangus Terbakar
Begitu juga untuk korban Lukman dan Willy. Keduanya sempat bersembunyi kemudian dievakuasi oleh seorang guru.
Mereka diserahkan kepada anggota DPRD Dogiyai dan dibawa ke aparat keamanan.
“Lukman dan Willy diketahui pada saat kejadian menyelamatkan diri ke gereja bersama dua teman lainnya, namun karena adanya informasi bahwa massa akan ke gereja, seorang pendeta menyembunyikan mereka di tengah kebun namun pada saat itu juga 2 teman lainnya tersebut terpisah dari mereka sehingga tidak diketahui persembunyiannya,” kata dia.
"Setelah dirasa aman, Lukman dan Willy kemudian menuju ke arah Gunung Ugapua untuk bersembunyi dan ditemukan oleh seorang guru yang kemudian guru tersebut membawa mereka ke Simon Petrus (Anggota DPRD Dogiyai) untuk mengantarkan ke Polres Dogiyai," sambung Kamal.