Untuk itu, pihaknya berharap agar kepolisian bisa menjembatani upaya mediasi saat lembaga lain tidak menerima.
Baca juga: Guru di Sragen Diduga Bully Siswinya hingga Menangis Ketakutan karena Tak Berjilbab
Setelah mendapat laporan kasus, polisi akan melakukan upaya penyelidikan guna mengusut kasus perundungan itu hingga tuntas.
Kapolres AKBP Piter Yanottama mengatakan, laporan telah masuk dan akan melakukan penyelidikan dan pengawal hingga tuntas pada kasus tersebut.
"Sudah ada aduan masuk ke Satreskrim tentu segera ditindaklanjuti. Sesuai ketentuan penyidik akan mempelajari aduan dimaksud," kata dia.
Menanggapi mencuatnya kasus perundungan itu, pihak sekolah akhirnya mengambil langkah mediasi.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sumberlawang, Suranti Tri Umiatsih mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
"Kami akan segera menindaklanjuti. Kemudian kami akan menghadirkan beliaunya dengan bapak ibu guru. Tadi saya juga sudah koordinasi dengan Polres Sragen akan mediasi," kata dia.
Kendati demikian, pihak sekolah masih menunggu jadwal mediasi dari unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Polres Sragen.
"Karena sudah dilaporkan, kami menunggu jadwal dari Polres Sragen juga karena waktunya juga harus sinkronkan," ujar dia.
Menurut dia, berdasarkan laporan dari para guru, korban masih mengikuti kegiatan belajar mata pelajaran matematika pada Kamis (10/11/2022).
"Laporan dari bapak ibu guru yang mengajar kemarin baik-baik saja, tapi kemudian karena dijemput orangtuanya ke sekolah terus diajak ke Polres Sragen," ucap dia.
Baca juga: Polisi Dalami Proses Hukum Kasus Dugaan Guru Bully Siswi Gara-gara Tak Pakai Jilbab di Sragen
Dia mengatakan, dari laporan guru matematika, murid tersebut sebenarnya masih mau mengikuti kegiatan belajar.
"Kemarin saya tidak di sekolah karena ada tugas di luar. Artinya anak ini sebenarnya masih mau sekolah masih sekolah diajar guru matematikanya juga katanya masih mengikuti pelajaran," lanjut dia.
Untuk itu, pihaknya berharap permasalahan yang menimpa sekolah dan muridnya ini segera terselesaikan setelah dilakukan mediasi.
"Harapannya bisa ketemu mengklirkan begitu, orangtua dan sekolah ataupun guru sama-sama klir, sama-sama selesai, agar tidak berlarut," harap dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor Ardi Priyatno Utomo, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.