Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Solok Ngamuk di Pabrik Aqua karena 101 Karyawan Di-PHK, Anggota DPRD: Apakah dengan Cara Kasar?

Kompas.com - 11/11/2022, 09:58 WIB
Perdana Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Video Bupati Solok Epyardi Asda mengamuk di kantor Aqua Solok, Kamis (10/11/2022), viral di media sosial. 

Kedatangan Epyardi ke pabrik tersebut berkaitan dengan 101 karyawan yang terkena PHK.

Namun, pernyataan Epyardi mengenai Gubernur Mahyeldi bisa saja diusir bila datang ke tempatnya tanpa ada urusan, dikritik sejumlah anggota dewan. 

Ketua Fraksi PPP DPRD Kabupaten Solok, Dendi mengatakan,  tindakan itu tidak etis dan membuat wibawa masyarakat Kabupaten Solok tercoreng.

"Tidak etis sekali. Bupati lupa yang melantiknya dulu adalah gubernur," kata Dendi kepada Kompas.com, Jumat (11/11/2022).

Baca juga: Bupati Solok Ngamuk di Kantor Aqua, Manajemen Danone Indonesia: Kita Fokus ke Persoalan Tenaga Kerja

Dendi menyebutkan, tindakan tidak etis dan kasar seharusnya tidak boleh dipertontonkan oleh pejabat publik.

"Bupati itu kan pejabat publik, figur publik masyarakat Kabupaten Solok. Sebagai cerminan tentu akan ada asumsi negatif dipandang orang lain pada masyarakat Kabupaten Solok," kata Dendi.

Baca juga: 3 Perusahaan Besar di Banten Hengkang ke Jawa Tengah karena Besaran UMK

Dendi mengatakan, tujuan bupati untuk membela warganya yang dipecat oleh perusahaan Aqua perlu didukung.

"Kita sangat dukung. Tapi apakah dengan cara kasar dan tidak etis," jelas Dendi.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Solok, Madra Indriawan, juga mengkritik tindakan Epyardi Asda.

Menurut Madra, Gubernur merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah.

Gubernur, kata Madra, memiliki kewenangan untuk memastikan investasi yang dilakukan Aqua di daerahnya bisa berjalan semestinya.

"Kata-kata mau mengusir gubernur itu kan tidak etis. Gubernur adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah," kata Madra.

Sebelumnya diberitakan, video Bupati Solok, Sumatera Barat, Epyardi Asda mengamuk saat mendatangi Kantor Aqua di Solok, viral di media sosial.

Dalam video tersebut terlihat Epyardi Asda datang bersama sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Penasehat Hukum Pemerintah Kabupaten Solok.

Baca juga: Mengenal Anoy Roz, Binaragawati yang Ditendang Driver Ojol, Pernah Juarai Kontes Asia Tenggara

Epyardi kemudian mengatai-ngatai salah seorang pihak dari manajemen Aqua Solok.

"Bupati saja tidak dihargai. Perusahaan ini merasa paling hebat di dunia," kata Epyardi.

"Anda berada di kampung saya dan kewenangan gubernur tidak ada disini. Kalau ada berlindung saya jamin. Gubernur pun datang kalau tak ada urusannya saya usir. Biar anda tahu siapa saya," lanjut Epyardi.

Setelah itu, terlihat Epyardi bersama rombongan masuk ke dalam kantor Aqua Solok.

Penasehat Hukum Pemkab Solok, Suharizal yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

"Peristiwanya tadi sekitar pukul 10.00 WIB," kata Suharizal yang dihubungi Kompas.com, Kamis (10/11/2022).

Menurut Suharizal, Bupati Solok Epyardi Asda datang bersama sejumlah OPD untuk bertemu manajemen Aqua.

Pertemuan tersebut terkait dengan persoalan pemutusan hubungan kerja (PHK) 101 orang karyawan Aqua yang melakukan mogok kerja.

"Bupati datang setelah adanya permintaan dari pihak Aqua. Kemudian bupati membalas dengan mengajukan surat resmi untuk datang," kata Suharizal.

Saat datang, menajemen Aqua tidak ada sehingga membuat Epyardi Asda meradang.

Padahal, kata Suharizal, bupati sangat konsen untuk menyelesaikan persoalan PHK karyawan Aqua di mana sebagian besar adalah warga Solok.

"Yang sangat disayangkan ketika bupati datang bersama sejumlah OPD, manajer perusahaan tidak ada sehingga terjadi peristiwa seperti itu," kata Suharizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan Dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan Dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com