NUNUKAN, KOMPAS.com – Pemerintah Daerah Nunukan menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk antisipasi dampak inflasi akibat kenaikan BBM pada pekan pertama November 2022. Penyaluran ini masih terus berlangsung sampai beberapa hari kedepan.
"Kita alokasikan BLT sebesar Rp 450.000 per Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Nominal tersebut merujuk ketentuan Mendagri yang mematok besaran BLT adalah 20 Persen dari DAU,’’ kata Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Nunukan, Marlia, Rabu (9/11/2022).
BLT ini hanya disalurkan sekali pada 2022. Namun jika perekonomian masih terdampak inflasi maka ada kemungkinan penyaluran BLT.
Baca juga: Kejari Sumbawa Selidiki Dugaan Penyimpangan Penyaluran BLT Desa Kakiang
Marlia menegaskan, ada 3.216 KPM yang berhak mendapat BLT tersebut. Data tersebut, merupakan data BPS tahun 2021 yang telah diverifikasi dari tingkat RT dan Kelurahan.
Ia memberi catatan bahwa alokasi BLT inflasi 2022, hanya diberikan untuk 8 kelurahan di Nunukan dan Nunukan Selatan.
‘’BLT hanya untuk kelurahan aja, kalau Desa kan ada jatah BLT sendiri dari Dana Desa. Penyaluran dilakukan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltimtara Nunukan,’’ jelas Marlia.
Sejumlah KPM BLT inflasi di Nunukan, mengeluhkan nominal yang mereka terima hanya Rp 400.000 dari alokasi Rp 450.000. Hal ini pun menjadi pertanyaan para KPM.
Bahkan ada yang menduga BLT inflasi justru menjadi orientasi bisnis karena adanya pemotongan Rp 50.000 per KPM.
Pasalnya, setelah mengantre lama, para KPM ternyata hanya diberi Rp 400.000 tunai. sementara Rp 50.000-nya masuk setoran buku rekening.
"Kami hanya terima Rp 400.000 saja. Katanya Rp 50.000-nya untuk biaya pembuatan buku rekening Bank," ujar Mustafa.
Mustafa mengaku pasrah, dan tidak berniat mengambil sisanya. Usianya yang cukup lanjut, tidak lagi mampu untuk mengantre.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh KPM lain, Asriani yang mewakili keluarganya mengantre untuk pengambilan BLT.
Baca juga: Korupsi Dana Desa dan BLT Covid-19, Kades dan Bendahara di Toraja Utara Ditahan Kejari
‘’Memang sepertinya ada pemotongan dari Bank. Lumayan juga angkanya. Kalau dikalikan 3.216 penerima BLT, Bank mendapat keuntungan cukup besar,’’ katanya.
Opini KPM yang menduga ada pemotongan, sudah diantisipasi oleh pihak Bank. Penyelia prospek customer dan prioritas banking Bank BPD Kaltimtara Nunukan, Heni Yusuf menjelaskan, dari total penerima BLT inflasi 3.216 KPM, lebih dari 2.000 orang tidak memiliki rekening aktif.
‘’Akhirnya kami harus buatkan rekening bagi yang pasif,’’jelasnya.
Baca juga: Jokowi: BLT BBM Telah Tersalurkan 99,7 Persen
Heni mengakui, uang Rp 50.000 dalam buku rekening tersebut untuk biaya setoran awal pembuatan buku. Hanya saja, BPD Kaltim menggunakan buku ‘Tabunganku’ yang bebas biaya administrasi bulanan.
Bagi pemilik rekening aktif, BLT tersebut masuk secara utuh Rp 450.000.
‘’Jadi untuk yang pasif, sisa uangnya Rp 50.000 bisa diambil melalui teller. Tidak ada pemotongan apapun. Kita akan membayarkan sisa BLT tersebut,’’ tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.