KOMPAS.com - Sungai Kampar atau Batang Kampar adalah sebuah sungai di Pulau Sumatera dengan panjang 580 kilometer, dan kedalaman rata-rata 6 meter.
Hulu Sungai Kampar berada di Bukit Barisan Provinsi Sumatera Barat dan hilirnya berada di Pantai Timur Sumatera, Provinsi Riau.
Baca juga: Batang Kuantan, Sungai di Sumatera yang Terkenal dengan Tradisi Pacu Jalur
Sungai Kampar merupakan pertemuan 2 (dua) buah sungai besar, yaitu Kampar Kanan yang melewati wilayah Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kampar Kiri melewati wilayah Kabupaten Sijunjung.
Lokasi pertemuan kedua sungai ini berada di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Baca juga: Sungai Musi, Sungai Terpanjang Kedua di Pulau Sumatera
Hulu Sungai Kampar juga dimanfaatkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Koto dengan kapasitas 114 Mega Watt.
Sementara rawa banjiran Sungai Kampar adalah habitat untuk migrasi dan reproduksi ikan belida.
Baca juga: Sungai Batanghari, Sungai Terpanjang di Pulau Sumatera
Dilansir dari tribunpekanbarutravel.tribunnews.com, cerita tentang pesut Sungai Kampar sudah dipercaya masyarakat setempat ada selama puluhan tahun dari generasi ke generasi.
Keberadaan Irrawaddy Dolphin dengan nama latin Orcaella Breviroatris di Sungai Kampar sudah berlangsung lama dan menjadi habitat kedua, setelah laut maupun air payau.
Pesut selalu muncul dan berenang di sepanjang sungai yang dipercaya menjadi sebuah penanda bagi masyarakat di sekitar sungai.
Kehadiran pesut di aliran Sungai Kampar di Kecamatan Pelalawan biasanya terjadi sekitar bulan Agustus hingga Oktober.
Apabila pesut tersebut muncul maka dipercaya menjadi pertanda bahwa banjir akan datang.
Air pasang besar di Sungai Kampar konon akan tiba sekitar satu bulan sejak pesut muncul.
Hal ini merupakan kearifan lokal yang berkembang di tengah masyarakat bantaran Sungai Kampar .
Pesut juga menjadi sahabat bagi nelayan yang uniknya sangat jarang terkena jaring yang dipasang nelayan untuk menangkap ikan.
Setiap sekelompok mamalia itu muncul akan menjadi tontonan bagi masyarakat yang ada di bantaran sungai.