Kendati demikian, salah satu operator teleskop Planetarium UIN Walisongo Semarang, Ikhsan, mengatakan, cuaca mendung yang ditutupi awan tebal menjadi salah satu kendala dalam observasi gerhana bulan total.
Dirinya menyebut, sejak sore tadi cuaca di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang masih tertutup awan tebal.
Sehingga belum tampak secara jelas gerhana bulan total di Semarang.
"Kalau tertutup awan tebal, pakai teleskop pun tidak bisa terlihat," ujar Ikhsan.
Meski demikian, sekitar pukul 18.00 WIB tadi, cuaca di Ngaliyan sudah membaik.
Sehinhga Planetarium UIN Walisongo Semarang bisa ini menangkap saat puncak gerhana bulan total.
Baca juga: Pemkot Semarang akan Bangun Bendungan di Ondo Rante untuk Antisipasi Luapan Sungai
Salah satu pengunjung, Anin Azlihah, mengaku, dirinya sangat antusias melihat gerhana bulan total secara langsung di Planetarium UIN Walisongo Semarang.
Menurut warga yang merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang itu, hasil observasi gerhana bulan total di Planetarium UIN Walisongo Semarang sangat memuaskan.
Lantaran semua warga bisa melihat gerhana bulan melalui teleskop secara bergantian.
"Ini baru pertama kali, senang sekali bisa lihat gerhana bulan secara langsung," pungkas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.