Depati Amir tercatat ikut berjuang menentang penjajahan Belanda dari tahun 1819 bersama bapaknya Depati Bahrin dan perjuangan yang dipimpinnya sendiri bersama adiknya Hamzah atau Cing di pulau Bangka sejak 1848-1851.
Praktik monopoli perdagangan timah yang diterapkan Belanda telah memantik perlawanan besar-besaran di Pulau Bangka.
Selain merusak tata niaga perdagangan, monopoli juga memicu terjadinya kerja paksa dan kemiskinan.
Baca juga: Diresmikan Jokowi, Bandara Depati Amir Dipersiapkan Jadi Bandara Internasional
Untuk menakhlukan perlawanan gerlya Depati Amir, Belanda menerapkan blokade jalur laut dan darat.
Mata-mata juga disebar untuk melacak tempat persembunyian sang depati.
"Selama perlawanan Depati Amir, pulau Bangka ditetapkan dalam status darurat perang (staat van beleg) dan Belanda harus menghadapi dengan kekuatan militer, termasuk kompi khusus Afrika," ungkap Akhmad.
Baca juga: Depati Amir Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Belanda yang memaksimalkan pasukan infantri mereka akhirnya menemukan rute perjalanan dari Gunung Maras ke Sungai Selan.
Pasukan pengejar dari pihak Belanda kemudian dilipatgandakan hingga akhirnya menemukan rombongan Depati Amir yang sudah kelelahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.